SOLOPOS.COM - Petugas medis di Gedung Pinere, RSUP Persahabatan, Jakarta, Rabu (4/3/2020), menangani pasien dalam pengawasan terkait virus corona. (Antara-Hafidz Mubarak A)

Solopos.com, JAKARTA — Sejumlah organisasi profesi tenaga kesehatan meminta tenaga medis mogok atau menolak menangani pasien virus corona tanpa Alat Pelindung Diri atau APD. Mereka meminta jaminan APD yang sesuai untuk menjamin keselamatan saat penanganan wabah Covid-19.

Pernyataan bersama 5 organisasi profesi itu tertuang dalam surat yang diteken Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia Daeng M Faqih, Kamis (27/3/2020). Kelimanya adalah IDI, PB Persatuan Dokter Gigi Indonesia, Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Ikatan Bidan Indonesia, dan Ikatan Apoteker Indonesia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mereka menyatakan para tenaga kesehatan diminta untuk tidak melakukan penanganan pasien Covid-19 tanpa APD untuk melindungi keselamatan. Peringatan mogok tenaga medis menangani pasien corona ini untuk mengingatkan agar pemerintah turun tangan mengatasi krisis APD.

Ekspedisi Mudik 2024

“Maka, kami meminta terjaminnya Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai untuk setiap tenaga kesehatan. Bila hal ini tidak terpenuhi maka kami meminta kepada anggota profesi kami untuk sementara tidak ikut melakukan perawatan penanganan pasien Covid-19 demi melindungi dan menjaga keselamatan sejawat,” bunyi pernyataan tersebut.

Imbauan mogok menangani pasien virus corona tersebut mempertimbangkan kondisi kesehatan para tenaga medis yang berisiko jatuh sakit. Kondisi itu berdampak pada terhentinya pelayanan penanganan pada pasien serta dapat menularkan kepada pasien.

Organisasi profesi berpendapat dalam kondisi wabah, kemungkinan setiap pasien yang diperiksa terkait virus corona. Baik yang berstatus orang dalam pemantauan (ODP) atau pasien dalam pengawasan, atau pasien positif Covid-19.

Hingga saat ini, jumlah tenaga kesehatan yang terjangkit Covid-19 juga semakin meningkat dan bahkan sebagian meninggal dunia. Setiap tenaga kesehatan berisiko untuk tertular Covid-19.

Krisis APD

Sikap lima organisasi yang mengimbau tenaga medis mogok menangani pasien corona itu masuk akal mengingat krisis APD belum selesai. Pemerintah belum melakukan upaya nyata selain mendatangkan APD dari China.

Diberitakan sebelumnya, oleh Solopos.com, PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex memproduksi masker kain nonmedis yang dapat dicuci dan dipakai berulang kali. Sritex juga menggarap produk alat perlindungan diri (APD) atau baju pelindung (coverall) untuk membantu memenuhi kebutuhan di dalam negeri.

Kebutuhan ini meningkat akibat merebaknya wabah corona atau Covid-19. Corporate Secretary Sritex Joy Citradewi mengatakan Sritex mulai memproduksi APD tersebut sejak Februari lalu dan saat ini sudah tersedia di pasar. Ini terlepas dari upaya Prabowo meminta Sritex memproduksi APD massal.

Anies Baswedan: 25 Tenaga Medis Positif Virus Corona, 1 Meninggal

“Mereka [baju pelindung] dijual duluan. [Produksinya] sejak [merebak wabah] Covid, sudah duluan dibandingkan masker,” tambah Joy kepada Bisnis, Jumat (20/3/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya