SOLOPOS.COM - Tangki penuh dengan air radioaktif di Fukushima. (Reuters)

Solopos.com, FUKUSHIMA — Jepang berencana membuang lebih dari satu juta ton air radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima ke laut. Hal ini menuai berbagai perdebatan dengan nelayan lokal. Mereka mengatakan tindakan tersebut bisa mengancam kelangsungan industri mereka.

Nelayan Temukan Hiu Langka Berkepala Dua di Lepas Pantai

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dilansir Dailymail, Sabtu (17/10/2020), Nasib air yang terkontaminasi ini memang telah menjadi perdepatan sejak bencana gempa bumi dan tsunami pada 2011. Pecinta lingkungan juga turut menyuarakan keprihatinan mereka, dan para nelayan khawatir pembeli akan memboikot makanan laut dari wilayah tersebut.

Meskipun beragam protes datang, beberapa outlet Jepang melaporkan pemerintah berencana untuk melanjutkan pembuangan mulai tahun 2022. Menurut laporan, proses penyaringan dan pelepasan air bisa memakan waktu selama 30 tahun, dan upaya pembersihan pabrik akan berlanjut hingga tahun 2040-an atau 2050-an.

Sekitar 1,23 juta ton air lembah disimpan di tangki di pembakit listrik, termasuk air yang digunakan untuk mendinginkan pembangkit listrik. Keputusan untuk membuang air limbah itu menjadi terdesak, karena ruang untuk penyimpanan di lokasi pembangkit nuklir habis.

Dinyatakan Positif Covid-19, Valentino Rossi Ungkap Kronologi

Meskipun operator pabrik Tokyo Electric Power (Tepco) sedang membangun lebih banyak tangki. Tetapi tangki -tangki penyimpanan yang ada saat ini, diperkirakan akan penuh pada pertengahan 2022.

"Kami tidak dapat menunda keputusan tentang rencana untuk menangani air olahan, untuk mencegah penundaan dalam pekerjaan penonaktifan," kata sekretaris kabinet Katsunobu Kato. Sebuah panel pemerintah mengatakan bahwa melepeaskan air pada awal tahun ini adalah plihan yang paling realistis.

Diakui Tepco

Tepco mengakui pada 2018, bahwa sistem penyaringanya belum menghilangkan semua bahan berbahaya dan air. Proses operasi pembersihan penuh mungkin tidak akan selesai hingga 40 tahun setelah bencana. Sebagian besar isotop radioaktif kini telah dihilangkan dengan proses filtrasi ekstensif.

Namun ada satu isotop yang disebut tritium, tidak bisa dihilangkan dengan teknologi yang ada. Bahan tritium ini hanya berbahaya bagi manusia dalam dosis besar.

Gelar Pesta Saat Pandemi, Tiga Mahasiswa Terancam Denda Rp191 Juta

Badan Energi Atom Internasional berpendapat bahwa air yang disaring dengan benar, dapat diencerkan dengan air laut dan kemudian dilepaskan dengan aman ke laut. Pemerintah mengatakan air itu akan diencerkan di dalam fasilitas Fukshima sebelum dilepaskan, dengan keseluruhan proses waktu 30 tahun.

Sementara itu aktivis lingkungan telah menyatakan penolakan keras terhadap proposal tersebut, dan negara tetangga Korea Selatan juga melarang impor ikan dari daerah tersebut. Pihak Korea Selatan juga telah berulang kali menyuarakan keprihatinan mereka, dan mengklaim bahwa pembuangan air bisa menjadi ancaman besar terhadap lingkungan laut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya