SOLOPOS.COM - Warga menerima bantuan langsung tunai (BLT) Januari-Februari di Pendapa Kantor Desa Singodutan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Kamis (17/2/2022). (Solopos.com/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI—Sutamsi baru saja menerima bantuan langsung tunai (BLT) dari pemerintah pusat melalui Pemerintah Desa Singodutan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri.

Setelah menerima BLT Januari-Februari senilai Rp600.000, perempuan 60-an tahun itu duduk di kursi yang disediakan. Dia menunggu kakaknya yang pada Kamis (17/2/2022) itu juga mengantre untuk mengambil BLT di Pendapa Kantor Desa Singodutan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seluruh desa di Kabupaten Wonogiri mulai menyalurkan BLT yang bersumber dari dana desa 2022, pada Februari ini. Alokasinya Rp300.000/bulan/keluarga penerima manfaat (KPM). BLT yang disalurkan Februari merupakan BLT Januari-Februari.

Baca Juga: Naik 100 Persen, Alokasi BLT Wonogiri 2022 Capai Rp85,424 Miliar

Total jumlah penerima BLT 2022 yang ditetapkan 251 desa di Kabupaten Wonogiri sebanyak 23.872 KPM. Anggaran untuk mengaver seluruh KPM tersebut senilai Rp7,161 miliar/bulan atau Rp85,939 miliar setahun. Anggaran itu 40 persen dari total pagu dana desa 2022 untuk seluruh desa senilai Rp213,56 miliar.

Mata Sutamsi berkaca-kaca setelah beberapa saat berbincang dengan Solopos.com. Dia merasa sangat bahagia karena akhirnya mendapat bantuan sosial (bansos) dari pemerintah di masa sulit ini.

“Seumur-umur baru kali ini saya memperoleh bansos. Saya senang sakali. Waktu tahu menjadi penerima bansos beberapa waktu lalu, saya kaget seperti tak percaya. Saya sampai menangis karena saking senangnya,” ucap perempuan yang menjanda sejak tiga tahun terakhir itu.

Baca Juga: Jumlah Penerima BLT Wonogiri Menyusut 546 Keluarga, Ini Faktornya…

Dia menceritakan, Sutamsi tinggal bersama dua anak lelakinya yang semuanya sudah berkeluarga. Dia memiliki tiga anak. Satu anaknya yang lain bertempat tinggal di luar Kabupaten Wonogiri. Kedua anaknya yang serumah dengannya merawat dirinya sejak lama. Anak-anaknya itu hidup sederhana bersama keluar masing-masing.

Sehari-hari mereka bekerja di tempat usaha pengelasan dan mencari ban bekas. Ekonomi mereka turun karena terdampak pandemi Covid-19. Saat persebaran Covid-19 naik tajam, beberapa bulan lalu, mereka tak bekerja. Saat itu tempat kerja mereka tak mendapatkan order.

“Mereka punya anak-anak yang masih kecil. Paling besar usia TK. Ditambah mereka masih harus menghidupi saya. Alhamdulillah tahun ini saya mendapatkan bansos. Dananya bisa untuk meringankan beban mereka,” imbuh Sutamsi.

Baca Juga: Desa di Wonogiri Siapkan KPM BLT Cadangan

Dana bantuan senilai Rp300.000/bulan sangat berarti bagi dia. Dana itu akan digunakannya untuk membeli beras dan bahan pokok lainnya. Sutamsi mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Desa Singodutan yang memberi perhatian kepadanya. Dia berharap program pemberian BLT berkelanjutan.

“Bukan hanya selama 2022 ini, tapi di tahun-tahun berikutnya semoga ada lagi [BLT]. Bagi orang kecil seperti saya bantuan seperti ini sangat berarti,” imbuh Sutamsi.

Kakak kandung Sutamsi, Warimi, juga menerima BLT. BLT itu atas nama suaminya yang tergolek lemah karena menderita sakit diabebes atau sakit gula sejak lebih kurang 20 tahun lalu. Dia dan suaminya tinggal bersama anaknya. Anaknya tersebut yang selama ini menghidupinya.

Baca Juga: Warga Wonogiri Akan Terima BLT Januari-Februari Rp600.000 Jumat Ini

Sebelumnya, dia pernah memperoleh bansos berupa bahan pokok. Namun, dia tak mengetahui bansos yang diterimanya dari program apa. Sudah lama sekali dia tak mendapatkan bansos lagi.

 

Proses Ketat

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Singodutan, Karsanto, menginformasikan jumlah penerima BLT 2022 di desanya sebanyak 90 KPM. Anggaran dari dana desa yang dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan BLT selama setahun senilai Rp324 juta. BLT itu 40 persen dari total pagu dana desa 2022 untuk Desa Singodutan senilai Rp803,4 juta.

Menurut dia, seluruh KPM ditetapkan melalui proses yang ketat. Semula usulan calon KPM berasal rukun tetangga (RT). Data itu lalu diverifikasi dan disinkronisasi dengan data penerima bansos lain di tingkat dusun.

Baca Juga: KPM BLT Sesuai Kriteria, Warga Wonogiri Tetap Ada yang Tak Puas

Calon KPM yang diketahui sudah menjadi KPM bansos lain dicoret. Selanjutnya usulan di bawa ke forum musyawarah desa khusus (musdesus). Usulan kembali diverifikasi secara menyeluruh. Kemudian hasil proses itu ditetapkan pada forum tersebut.

“Para KPM yang sudah ditetapkan ini sudah memenuhi kriteria sebagai penerima BLT. Ada sebagian kecil yang sudah masuk DTKS [data terpadu kesejahteraan sosial], tapi belum terkaver program bansos. Ke depan mereka berpeluang mendapatkan bansos lain dari pemerintah. KPM yang lain banyak yang sudah kami usulkan agar masuk DTKS. Keputusan dimasukkan DTKS atau tidak, itu kewenangan tingkat pusat,” terang Karsanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya