SOLOPOS.COM - Tiga orang warga memeriksa retakan di dinding tanggul setinggi 3-4 meter di samping tanggul yang anjlok sedalam tiga meter di tepi Sungai Sawur, Dukuh Winong, Tunggul, Gondang, Sragen, Minggu (1/3/2020). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN -- Tanggul beton sepanjang 15 meter dengan lebar 2 meter di bagian bawah Kedung Tepu, Bendung Winong, Desa Tunggul, Gondang, Sragen, anjlok sedalam 3 meter.

Tanggul yang dibangun pada 2018 itu putus dan sisi utara sepanjang 20 meter juga miring karena tarikan tanggul yang anjlok tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Anjloknya tanggul tersebut berdampak pada jalan usaha tani sepanjang 15 meter juga ikut longsor dengan ketinggian di atas 10 meter.

Jalan usaha tani tersebut terancam ambrol karena saluran sekunder di sisi barat Sungai Sawur sudah merembes lewat sela-sela retakan tanggul dekat pintu air.

Ekspedisi Mudik 2024

Tanggul tersebut berada di Dukuh Winong RT 022, Tunggul, Gondang.

Identitas Wanita Yang Tertabrak KA Sancaka di Madiun Terungkap

Seorang warga Dukuh Winong RT 022, Tunggul, Puryadi, saat ditemui Solopos.com, Minggu (1/3/2020), menunjukkan kondisi keretakan pada tanggul beton yang masih utuh.

Puryadi menyampaikan awalnya ada retakan di pinggir tanggul saat hujan deras lima hari lalu. Dia menjelaskan saat itu kondisinya belum parah.

Kondisi tersebut langsung dilaporkan ke Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sragen.

“Setelah laporan itu ada petugas DPUPR yang survei ke lokasi. Kemudian baru tiga hari lalu, longsoran semakin parah dan akhirnya tanggul beton penghalang gerusan air anjlok sampai 3 meter,” ujar Puryadi.

Warga Korsel Bunuh Diri di Solo, Kapolresta: karena Depresi Merasa Kena Corona

Puryadi mengatakan jika tanggul itu roboh ke sungai dikhawatirkan peristiwa jebolnya jalan usaha tani pada 2018 lalu terulang lagi. Dampaknya petani tidak bisa menanam.

Puryadi mengecek anjloknya talut itu bersama Sumadi yang juga anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Tunggul dan Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sragen Suratno.

Sumadi meminta Pemkab Sragen segera memperbaiki tanggul yang anjlok itu supaya tidak berdampak pada areal pertanian di bawahnya.

Dulu saat jalan usaha tani jebol, musim tanam petani di Tunggul mundur selama satu musim. Dia tidak ingin hal itu terjadi kembali.

Virus Corona Diduga Tak Masuk ke Indonesia karena Ras Melayu, Kok Bisa?

"Kekhawatiran itu bukan tanpa alasan. Saya mengecek sendiri ke bawah ternyata rembesan air dari saluran sekunder sudah keluar lewat retakan tanggul beton itu,” ujarnya.

Suratno yang kebetulan tinggal di Desa Tunggul pun berharap agar ada perhatian dari Pemkab Sragen supaya kekhawatiran petani tidak terjadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya