SOLOPOS.COM - Supeltas Tri Setiawan mengatur lalu lintas kendaraan di pintu perlintasan kereta api JPL 107 Dagen, Jaten, Karanganyar Jumat (7/2/2020). (Solopos/Candra Mantovani)

Solopos.com, KARANGANYAR – Cuaca di kawasan pintu perlintasan kereta api JPL 107 Dagen, Jaten, Karanganyar, sedang diguyur hujan, Jumat (7/2/2020). Di tengah jalur kereta api itu, seorang pria mengenakan masker hitam dan bertopi coklat sibuk mengatur kendaraan berbagai ukuran yang hendak melintas.

Tangan pria itu terus memberikan kode bagi pengemudi yang tidak segera menjalankan kendaraan lantaran banyak yang mengantre lewat di belakang. Lebar jalan yang hanya sekitar 3 meter membuat kendaraan yang melintas harus berbagai waktu berjalan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Terdampak Flyover Purwosari Solo, Bagaimana Nasib Tugu Tabanas?

Apalagi jalur tersebut merupakan kawasan pabrik yang tak hanya dilalui kendaraan pribadi saja namun juga truk besar beroda enam.

“Ayo terus lanjut, yang di sana tunggu dulu, sabar,” seru pria yang diketahui bernama Tri Setiawan itu saat mengatur kendaraan yang ngeyel.

Gempa 2 Kali Guncang Maluku, Bermagnitudo 5,6 dan 5,0

Tri Setiawan tetap bersemangat mengatur kendaraan di tengah hujan meski tanpa dibayar. Dia telah melakoni pekerjaan tersebut sekitar lima tahun. Dia hanya ingin memastikan pengendara yang melintas di perlintasan kereta api JPL 107 Dagen aman.

Selama itu pula Tri Setiawan mengalami sejumlah kisah pahit dan manis. Mulai dari diberi uang tip recehan, hingga dimaki pengendara yang tak sabar.

Supeltas Tri Setiawan mengatur lalu lintas kendaraan di pintu perlintasan kereta api JPL 107 Dagen, Jaten, Karanganyar Jumat (7/2/2020). (Solopos/Candra Mantovani)
Supeltas Tri Setiawan mengatur lalu lintas kendaraan di pintu perlintasan kereta api JPL 107 Dagen, Jaten, Karanganyar Jumat (7/2/2020). (Solopos/Candra Mantovani)

Meskipun begitu, Tri Setiawan menjalankan pekerjaannya dengan sabar dan ikhlas. Dia merupakan warga sekitar yang tergerak mengatur kendaraan lantaran mengetahui tingginya potensi kemacetan dan kecelakaan di perlintasan KA Dagen.

Dia dengan sigap membantu pekerjaan penjaga perlintasan agar potensi kecelakaan dapat ditekan sehingga tidak ada kasus kendaraan yang tersambar kereta api.

Perangi Virus Corona, Perakit Iphone di China Bikin 2 Juta Masker/Hari

“Sebenarnya dulu itu ada yang mengatur tapi bukan orang sini, entah kenapa tiba-tiba tidak kemari lagi mengatur jalan. Kemudian saya inisiatif masuk membantu kendaraan ini agar lebih teratur dan tidak terjadi kecelakaan. Soalnya jalannya sempit hanya cukup untuk satu kendaraan saja. Kalau semua nekat malah berbahaya,” jelasnya ketika berbincang-bincang dengan Solopos.com di waktu istirahatnya.

Tri Setiawan mengaku saat ini tidak memiliki pekerjaan apapun selain mengatur lalu lintas di pintu perlintasan tersebut. Dia hanya mengandalkan penghasilan dari belas kasih pengemudi yang memberikan recehan kepadanya.

Didi Kempot Mbrebes Mili Dengarkan Suara Arda Si Difabel Netra di Klaten

Meskipun begitu, dia tetap bersyukur lantaran motivasi awalnya bukan untuk mencari uang, namun mengabdikan diri untuk menjaga keselamatan pengemudi.

“Dulu sempat jadi kuli bangunan, sampai saat ini kalau ada yang meminta ya saya iyakan. Tapi kalau bilang profesi ya hanya mengatur kendaraan ini saja kegiatan sehari-hari saya. Tidak ada pekerjaan tetap lainnya. Untung saya dibantu istri yang punya usaha kuliner kecil-kecilan,” imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya