SOLOPOS.COM - Surani membantu suami bekerja sebagai teknisi bengkel di rumahnya di Dukuh Bontit, Desa Srimulyo, Gondang, Sragen, Selasa (22/12/2020). (Solopos.com/Moh Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN – Di usianya yang ke-53 tahun, tenaga Surani si teknisi bengkel asal Sragen, Jawa Tengah, tentu sudah tidak sekuat waktu muda. Keriput di wajahnya menjadi tanda bahwa ia sudah semakin menua.

Namun, bagi Surani, usia hanya sebatas deretan angka. Nyatanya, ibu yang telah melahirkan tiga anak itu masih giat bekerja sebagai teknisi bengkel mobil miliknya yang berada di jalan Sragen-Sambirejo, tepatnya di Dukuh Bontit, RT 26/RW 4, Desa Srimulyo, Gondang, Sragen.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Surani menekuni dunia bengkel mobil sejak 1987, tepatnya setelah dua tahun ia dipersunting suaminya, Suranto, 58. Pada awalnya, Surani hanya berniat membantu meringankan pekerjaan suaminya yang bekerja sebagai teknisi bengkel.

Naik Terus! 5.007 Pasien Covid-19 Jateng Meninggal

Bantu Suami

Surani memang tidak pernah mengenyam pendidikan di jurusan teknik mesin. Namun, semangatnya untuk membantu pekerjaan sang suami memudahkan dirinya mempelajari seluk beluk ilmu perbengkelan.

“Awalnya hanya bantu-bantu bapak. Belajar sedikit demi sedikit. Lama-lama bisa sendiri,” ujar Surani kala berbincang dengan Solopos.com di bengkel miliknya pada momen Hari Ibu, Selasa (22/12/2020).

Pada awalnya, Surani sebatas membantu meringankan pekerjaan suami sesuai kemampuannya. Mulai dari menyiapkan peralatan bengkel, membersihkan mesin, mengencangkan baut yang kendor dan lain-lain.

Bangunan Dekat Gerbang Tol Sambungmacan Sragen Dibongkar Paksa, Ini Pengakuan Penyewanya

Seiring berjalannya waktu, ibu-ibu ini mampu menjadi teknisi bengkel andalan di Sragen. Dia sudah bisa membongkar mesin sendiri, mengelas, membongkar pasang ban, ganti oli, perbaikan gardan, perbaikan shockbreaker, kaki-kaki, dan lain sebagainya.

Dari hasil bekerja sebagai teknisi bengkel itu, Surani dan suami bisa mencukupi kebutuhan hidup. Pasangan suami istri itu juga bisa menguliahkan kedua putrinya hingga lulus kuliah jurusan keperawatan. Kini kedua putrinya bekerja sebagai perawat.

Sayang, ia tidak bisa menguliahkan anak ketiganya yang laki-laki karena lebih dulu kembali ke pangkuan ilahi.

“Anak ketiga saa laki-laki. Tapi, sudah meninggal dunia setahun lalu akibat kecelakaan,” kenang Surani yang tanpa terasa air matanya berlinang kala teringat putranya yang sudah meninggal dunia.

Berdiri Sejak 1963, Ini Sejarah Panjang Tempat Wisata Tawangmangu Wonder Park

Buka Bengkel Sendiri

Pada awalnya, Suranto dan Surani dibantu oleh adiknya. Setelah adiknya menikah, ia dipersilakan membuka bengkel sendiri. Hingga kini, bengkel itu hanya ditunggui oleh Surani dan suaminya. Ibu-ibu di Sragen itu mengakui pekerjaannya sebagai teknisi bengkel membutuhkan tenaga yang kuat.

Meski usianya tak lagi muda, ebagai seorang ibu ia merasa masih segar bugar untuk terus bekerja sebagai teknisi bengkel.

“Tenaganya ya harus kuat. Kalau gak kuat mana bisa memperbaiki mobil,” selorohnya.

Nekat Gelar Pesta Seks, 10 Orang Digaruk Polisi

Suranto sebenarnya tidak pernah memaksa istrinya bekerja sebagai teknisi bengkel. Menurutnya, bekerja sebagai teknisi bengkel merupakan keinginan sendiri dari istrinya. Ia beruntung bisa bekerja sama dengan istri dalam melayani jasa servis mobil.

“Sangat-sangat meringankan pekerjaan saya. Istri saya sudah bisa bongkar mesin, namun untuk merangkai masih harus dipandu. Lainnya sudah bisa mandiri, jadi saya tinggal mengawasi. Kalau dia butuh bantuan, baru saya yang turun tangan,” papar Suranto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya