Di masa pandemi Covid-19 saat ini pusat kesehatan msayarakat alias puskesmas menjadi ujung tombak penanganannya. Namun beban besar yang ada di tangan jajaran puskesmas ternyata tak sebanding dengan kemampuan sumber daya yang mereka miliki dan dukungan dari pemerintah, baik pemerintah daerah atau pusat.
Hal ini mengemuka dalam webinar dari Plasmahub Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya dengan tajuk Living in Harmony with Covid-19, Sabtu (21/8/2021). Salah satu narasumber, Dr. Jeanne Francoise, S.Hum, M.SiHan, CIQnR, CIQaR, pendiri komunitas intelektual warisan pertahanan (Defense Heritage Intellectual Community, DHIC), membuka pembahasan dengan mengisahkan pengalamannya sendiri ketika terpapar Covid-19 beberapa waktu lalu. Dosen Universitas Pertahanan ini menuturkan saat itu dia merasa tak mendapat perhatian oleh puskesmas di dekat tempatnya tinggal. “Saat harus mengambil hasil tes PCR saja diminta datang sendiri dan tak bisa diwakilkan, padahal kondisi fisik sedang drop. Selama sakit juga tidak ada kontrol, apalagi pendampingan. Sampai saya sembuh juga tidak pernah mendapat pemeriksaan atau tindak lanjut lainnya,” kata dia.