SOLOPOS.COM - MoU Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dengan Yayasan Kepedulian untuk Anak (Kakak) untuk komitmen bersama menjadikan lingkungan kampus sebagai Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Auditorium kampus setempat, Senin (20/3/2023). (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati)

Solopos.com, SOLO—Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menandatangani MoU bersama Lembaga Perkumpulan Forum Warga Kota (Fakta) Indonesia dan Yayasan Kepedulian untuk Anak (Kakak) Solo berkomitmen mewujudkan kampus tanpa rokok (KTR) secara penuh.

“Ini adalah awal kerja sama dengan UMS karena kita memang satu visi, salah satunya kita pengen mendorong juga UMS ini menjadi 100% KTR,” kata Ketua Yayasan Kakak, Shoim Sahriyati di UMS, Senin (20/3/2023).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia mengesankan KTR harus dimaknai sebagai upaya kampus untuk bebas terhadap asap rokok. Menurut dia, di kampus seharusnya tidak boleh merokok. “Keluar pagar baru boleh merokok,” kata dia.

Shoim menyebut saat ini persoalnya tinggal di implementasi apakah sudah tingkat kepatuhannya mencapai 100%. Dia menyebut cara gampang untuk mengatasinya adalah dengan melihat di lingkungan kampus apakah masih ada puntung rokok. “Karena puntung rokok menunjukkan di situ ada puntung rokoknya, nah itu menjadi penting,” lanjut dia.

Dia mengatakan perlu ada peran dari mahasiswa untuk melakukan pengawasan. Menurut dia, perlu dibuat sistem pelaporan agar warga kampus baik itu mahasiswa dan dosen bisa melapor jika terjadi pelanggaran. “Bukan hanya sekadar aturan, tapi bagaimana aturan itu bisa diimplementasikan,” 

Bebarengan dengan itu, terdapat acara Protc Goes to Campus bertema Mengenal Advokasi dan Hukum Pengendalian Produk Tembakau diadakan di Auditorium Djazman Al Kindi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Senin (20/3/2023).

Kegiatan ini merupakan kerja sama antara pengelola dari laman ptotc.id Lembaga Fakta Indonesia, Yayasan Kakak Solo, dan UMS.

Acara yang diikuti oleh mahasiswa Fakultas Hukum UMS Solo itu fokus pada isu kesehatan terutama pengendalian terhadap produk tembakau. Salah satunya tujuan seminar ini memperkenalkan sebuah laman dimana publik bisa mendapatkan banyak informasi tentang isu pengendalian produk tembakau yang saat ini banyak menjadi perdebatan publik.

Shoim Sahriyati mengatakan WHO sebagai lembaga kesehatan dunia menyebut sumbangsih polusi industri tembakau setara dengan seperlima CO2 (karbon dioksida, yang selanjutnya berkontribusi pada pemanasan global.

“Produk tembakau adalah barang yang paling banyak berserakan di planet ini, mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia beracun, yang masuk ke lingkungan kita saat dibuang. Sekitar 4,5 triliun filter rokok mencemari lautan, sungai, trotoar kota, taman, tanah, dan pantai kita setiap tahun,” ulas Shoim dalam keterangan tertulis yang diterima Solopos.com, Senin (20/3/2023).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya