SOLOPOS.COM - (Espos/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN — Dewan Kesenian (Wankes) Klaten langsung tancap gas menggelar 36 event/kegiatan seni dan budaya di Klaten di tengah PPKM Level 2. Munculnya pandemi Covid-19 mengakibatkan sejumlah kegiatan yang sudah dirancang Wankes terpaksa dibatalkan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, Wankes Klaten memperoleh gelontoran anggaran senilai Rp500 juta di tahun 2021. Anggaran tersebut bersumber dari APBD 2021.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Jumlah tersebut menurun drastis dibandingkan setahun sebelumnya yang mencapai senilai Rp1,7 miliar. Penurunan anggaran disebabkan adanya refocusing yang dilakukan di tengah pandemi Covid-19.

Kegiatan kesenian Wankes pada 2021 baru dapat dioptimalkan mulai 5 Juni 2021. Saat itu digelar Musyawarah Seniman Daerah (Musenda) 2021 di pendapa Pemkab Klaten. Selanjutnya, kegiatan Wankes meliputi, musik virtual, talkshow, parade wayang virtual, pendampingan desa ramah budaya, siaran virtual karawitan, dan lainnya.

Baca Juga: Yeah, Karanganyar Segera Punya Pusat Kegiatan Seni dan Budaya

Agenda Wankes di tahun 2021 berakhir dengan pagelaran religi Natal 2021 di RSPD Klaten, 26 Desember 2021.

“Jumlah kegiatan memang menurun drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Soalnya, memang tak boleh mengadakan pentas yang mengundang kerumunan di tengah pandemi Covid-19. Di samping itu, anggaran memang di-refocusing,” kata Ketua Harian Wankes Klaten, F.X. Setyawan, saat ditemui wartawan di Klaten Utara, Kamis (28/10/2021).

F.X. Setyawan mengatakan kegiatan yang dimiliki Wankes Klaten mengalami tren penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Meski seperti itu, Wankes Klaten tetap berkomitmen nguripke, ngurupku, dan ngirabke di waktu mendatang.

Baca Juga: Edukasi Warga, 10 Situs Cagar Budaya Klaten Dipasangi Papan Informasi

“Di tahun 2021 kan ada 36 kegiatan. Di tahun 2020 ada 56 kegiatan. Di tahun 2019 ada 138 kegiatan. Sedangkan tahun 2018 ada 156 kegiatan,” katanya.

F.X. Setyawan mengatakan Wankes Klaten juga mulai mendampingi sejumlah desa ramah budaya. Di tahap awal, terdapat lima desa percontohan desa ramah budaya, seperti Desa Danguran (Klaten Selatan), Ngering (Klaten Selatan), Tibayan (Jatinom), Delanggu (Kecamatan Delanggu), dan Temuwangi (Pedan).

“Diharapkan dengan adanya desa ramah budaya itu, masing-masing desa juga didorong berperan dalam memajukan dan melestarikan budaya,” katanya.

Baca Juga: Pegiat Cagar Budaya Klaten: Jangan Sampai Bukti Sejarah Terkubur Tol Solo-Jogja

Hal senada dijelaskan Sekretaris V Wankes Klaten, Kristian Apriyanta. Pengembangan desa ramah budaya ditujukan untuk memunculkan ikon kebudayaan di masing-masing desa di Klaten.

“Jadi ke depan, setiap desa bisa mengembangkan tari kreasi atau keunggulan di desa tersebut. Nanti, pemdes juga didorong memiliki perdes untuk memajukan dan melindungi kebudayaan/kesenian,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya