SOLOPOS.COM - Ketua Kelompok Tani Tembakau Manunggal, Ponidi tengah menata hasil panen tembakaunya. Setelah diangin-anginkan daun tembakau tersebut nantinya akan dirajang dengan mesin dan dijemur, Wonolelo, Pleret Minggu (1/10/2017). (Harian Jogja/Rheisnayu Cyntara)

Ponidi mencatat baru menyetor sebanyak enam kali

Harianjogja.com, BANTUL-Cuaca tak menentu membuat petani tembakau di Wonolelo, Pleret pesimistis bisa menyetor tembakau kering kepada pabrik dalam jumlah yang stabil.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Kelompok Tani Tembakau Manunggal Ponidi mengatakan, saat cuaca tak menentu, setoran petani ke pabrik dipastikan akan berkurang. Dari total 200 petani di Desa Wonolelo yang mampu menyetor 150 bal/minggu, menjadi 100 bal/minggu saja dengan ukuran 45 kilogram/bal.

Ekspedisi Mudik 2024

Sejak musim panen perdana pada 6 Agustus 2017, Ponidi mencatat baru menyetor sebanyak enam kali. “Padahal diprediksi hingga akhir musim panen pada November nanti petani tembakau harusnya bisa menyetor 12 hingga 15 kali,” ungkap dia, Minggu (1/10/2017).

Selain penurunan jumlah setoran, Ponidi juga menyoroti harga tembakau yang bakal menurun karena kualitasnya tidak baik. Ketika kualitas baik, harga tembakau bisa mencapai Rp30.000 per kg. Namun, jika kualitasnya rendah, tembakau jenis Paiton yang ditanamnya hanya dihargai sekitar Rp20.000 per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya