SOLOPOS.COM - Praktek pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) tembakau di Desa Balepanjang Kecamatan Baturetno, Wonogiri pada 10 Juni 2021 lalu. (Istimewa)

Solopos.com, WONOGIRI — Cuaca panas yang sepekan terakhir terjadi di Wonogiri membuat petani tembakau di sana optimistis bisa panen bagus. Petani yang sebelumnya terancam gagal panen karena hujan lebat kini bisa mempunyai harapan tidak rugi.

Pada pekan ketiga Juni 2021 lalu, sejumlah petani tembakau khususnya di Kecamatan Eromoko, Wonogiri terancam gagal panen. Hujan lebat yang terjadi beberapa hari membuat tembakau di sana mendadak layu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dari 800 hektare lahan tanaman tembakau di Eromoko, pada saat itu sekitar 220 hektare terdampak cuaca yang kurang mendukung untuk budidaya tembakau. Salah satu pantangan tanaman tembakau jika terjadi hujan lebat.

Baca Juga: Pabrik Kerajinan di Sewon Bantul Terbakar, Daihatsi Gran Max Ikut Ludes

Kepala Seksi Perkebunan, Dinas Pertanian dan Pangan Wonogiri, Parno, mengatakan cuaca panas yang beberapa hari terkahir terjadi di Wonogiri membuat tanaman tembakau membaik. Ia membenarkan beberapa waktu lalu ada sejumlah petani tembakau di Wonogiri yang terancam panen karena ada hujan lebat yang mengguyur wilayah Wonogiri.

Menurut dia, petani tembakau yang terdampak hujan lebat dan tanamannya layu rata-rata karena saluran air atau selokan di lahan kurang dalam. Sehingga air hujan tidak bisa mengalir. Petani yang memperdalam selokan di lahan mereka aman.

“Kadang petani ada yang menyepelekan. Ngirit tenaga kemudian tidak membuat selokan yang dalam. Dan ternyata kemarin saat memasuki kemarau masih beberapa hari diguyur hujan lebat, jadi kacau,” kata dia saat dihubungi Solopos.com, Rabu (7/7/2021).

Parno menuturkan, lahan tembakau di Wonogiri tersebar di 13-15 kecamatan. Kecamatan yang mempunyai lahan tembakau terluas di Wonogiri di antaranya Eromoko, Pracimantoro, Baturetno, Giriwoyo dan Slogohimo.

“Kemarin yang terdampak cuaca kurang bagus sebagian besar terjadi di Eromoko saja, itu pun tidak semuanya. Daerah lain ada sedikit tapi hanya beberapa. Karena memang Eromoko ini lahan tembakaunya terluas. Pada 2020 lahannya 1.224 hektare,” ungkap dia.

Saat ini, kata dia, cuaca sudah kembali normal. Saat ini sejumlah petani telah membuat saluran air lebih dalam. Sehingga jika terjadi hujan lebat, tanaman tembakau tetap bisa panen bagus. “Intinya dengan ada cuaca panas ini para petani lebih semangat lagi. Kebetulan yang panen juga belum banyak. Penjemuran menjadi lebih mudah dan kualitasnya bagus,” ujar dia.

Baca Juga: Penyekatan Jalan di Sukoharjo Diperluas, Berikut Daftarnya!

Lebih jauh Parno menjelaskan, hasil panen petani tembakau di Wonogiri dijual ke perusahaan yang berlokasi di Klaten. Dari 2019 ke 2020, hasil penen tembakau mengalami peningkatan.

Pada 2019, di luas area 1.343,95 hektare, tembakau yang dihasilkan sebanyak 2.271,276 ton. Dengan rata-rata panen setiap satu hektare 1,690 ton. Pada 2020, di luas area 2.483 hektare, tembakau yang dihasilkan sebanyak 4.953,542 ton. Dengan rata-rata panen setiap satu hektare 1,994 ton.

“Kalau tahun ini belum bisa memastikan berapa hektare lahan yang ditanam tembakau. Karena seperti di Kecamatan Baturetno itu para petani menanam tembakau pada masa tanam ketiga,” kata Parno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya