SOLOPOS.COM - Pemberian Rekor Muri kepada Menteri Kesehatan RI Prof.Dr.dr. Nila Djuwita F.Moeloek (kiri) oleh Manajer Ekskutif Muri Sri Widayati (kanan) di Politeknik Kesehatan Yogyakarta, Kamis (24/8/2017). (Abi Mufti/JIBI/Harian Jogja)

Rekor MURI diberikan kepada Kemenkes

Harianjogja.com, SLEMAN — Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) menyerahkan piagam penghargaan Rekor Muri dengan menanam tanaman antinyamuk dengan keragaman terbanyak kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI yang bertepatan dengan acara puncak Hari Pengendalian Nyamuk (HPN) di Politeknik Kesehatan Yogyakarta, Kamis (24/8/2017).

Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?

Dalam kesempatan itu Manajer Ekskutif Muri Sri Widayati dengan bangga mengatakan ada 25 juta tanaman antinyamuk yang sudah ditanam dengan 25 jenis tanaman.

“Menanam tanaman antinyamuk dengan keragaman terbanyak dengan 25 jenis tanaman resmi kami catat di museum rekor dunia indonesia, No. 8062/R.Muri/VIII/2017,” ucapnya diikuti tepuk tangan peserta.

Menteri Kesehatan RI Prof Nila Djuwita F.Moeloek mengatakan, kesadaran menjaga lingkungan dimulai dari diri sendiri dan pada kesempatan ini banyak inovasi dalam menjaga kesehatan hidup, salah satunya daun anti nyamuk yang telah berhasil dikembangkan.

“Tinggal sosialisasinya aja yang lebih digencarkan kepada masyarakat,” ujarnya saat mengunjungi stand tanaman anti nyamuk di Politeknik Kesehatan Yogyakarta.

Umumnya tanaman yang digunakan sebagai hiasan, tambah dia, nyatanya dari 25 jenis tanaman bisa untuk mengusir nyamuk dan menjaga kesehatan lingkungan.

Adapun 25 jenis tanaman pengusir nyamuk itu, anatara lain, tanaman Lavender, Zodia, Kemangi, Kecombrang, Sere, Bawang Putih, Marigold, Kayu Putih, Rosemary, Tapak Dara, Cengkeh, Siri Hijau, Lidah Buaya, Mint, Kamboja, Mimba, Krisan, Serai Wangi, Jeruk Bali, Sirsak, Kenikir, Srih Merah, Kecubrung, Gadung dan tanaman Ingu.

Selain itu, tambah dia, untuk menjaga kesehatan lingkungan diperlukan kerjasama lintas sektor, seperti dengan lingkungan hidup, para masyarakat dan pertambangan. Ia juga meminta kepada pertambangan, kata dia, untuk tidak membuang limbahnya ke sembarang tempat dan mau secara bersama menjaga sekaligus merawat lingkungan sekitar.

Dalam rangkaian acara, secara simbolik Prof.Dr.dr. Nila Djuwita F.Moeloek ikut menanamkan salah satu jenis tanaman anti nyamuk di Politeknik Kesehatan Yogyakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya