SOLOPOS.COM - Tanah urukan di dekat areal sawah yang diratakan menggunakan alat berat di Desa Baturan, Kecamatan Colomadu, Karanganyar, Senin (1/4/2013), disinyalir menjadi sarang hama tikus. ( Iskandar/JIBI/SOLOPOS)


Tanah urukan di dekat areal sawah yang diratakan menggunakan alat berat di Desa Baturan, Kecamatan Colomadu, Karanganyar, Senin (1/4/2013), disinyalir menjadi sarang hama tikus. (Iskandar/JIBI/SOLOPOS)

KARANGANYAR--Maraknya pembangunan perumahan di beberapa tempat di Desa Baturan, Kecamtan Colomadu, Karanganyar akhir-akhir ini dinilai berdampak terhadap populasi tikus setempat.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Karena tanah uruk yang digunakan untuk meratakan tempat dibilai sering dimanfaatkan tikus untuk membuat sarang.

“Sekarang ini ada kira-kira 5 hektare tanaman padi di Baturan yang rusak diserang hama tikus. Jumlah kerusakan itu memang tidak satu blok, tetapi kalau disatukan jumlahnya mencapai kira-kira 5 hektare itu,” ujar Kasi Ekonomi dan Pembangunan Desa Baturan, Kecamatan Colomadu, Karanganyar, Sumari ketika ditemui wartawan di ruang kerjanya, Senin (1/4/2013).

Menurut dia kendati serangan hama tikus pada sejumlah tanaman padi milik para petani setempat masih terkendali, serangan berlangsung sepanjang tahun. Hal itu terjadi karena hama tikus membuat sarang pada tanah-tanah uruk yang banyak terdapat di beberapa kawasan yang dijadikan kompleks perumahan.

Hal lain yang dinilai menjadi penyebab langgengnya serangan hama tikus di desanya antara lain akibat pola tanam tak serentak, areal persawahan tersekat-sekat perumahan dan sebagainya. Kondisi tersebut dinilai menjadi habitat memadai bagi hama tikus.

Pada bagian lain, akibat serangan hama tikus tersebut, ujar dia, para petani menderita kerugian kira-kira Rp15 juta. Karena padi yang diserang tidak semuanya padi tua siap dipanen.

“Tanaman padi yang diserang tikus itu bervariasi ada yang 45 hari, tapi juga ada yang siap dipanen. Namun tanaman padi milik sejumlah petani juga ada yang disarang hama lain yaitu sundep. Meskipun tidak parah, hal ini juga memengaruhi hasil panen menjadi tidak maksimal,” kata dia.

Secara terpisah salah seorang petani setempat, Nyoto, 62, membenarkan banyaknya hama tikus di sawahnya. Hama ini biasanya menyerang tanaman padi pada malam hari. Kendati hama tikus banyak terdapat di sawah-sawah di Baturan, dia tetap menanam padi. Sebab dia mengaku hanya itu yang bisa dilakukan untuk mencari nafkah.

“Ini di tebing-tebing seperti ini banyak dihuni tikus. Untuk menanggulangi serangan hama tikus, kami menggunakan obat-obatan yang kami peroleh dari kelompok tani,” kata dia. Iskandar

Tanah urukan di dekat areal sawah yang diratakan menggunakan alat berat di Desa Baturan, Kecamatan Colomadu, Karanganyar, kemarin, disinyalir menjadi sarang hama tikus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya