SOLOPOS.COM - Ilustrasi bencana alam tanah longsor (JIBI/Solopos/Dok.)

Tanah longsor mengancam di 25 desa di Gunungkidul

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– Sebanyak 25 desa di Kabupaten Gunungkidul tercatat sebagai wilayah rawan longsor pada musim penghujan 2015.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan dan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul, Sutaryono menyebutkan dari 144 desa di Kabupaten Gunungkidul, 25 desa yang tercatat rawan longsor itu berada di Kecamatan Gedangsari, Patuk, Ponjong, Ngawen, Nglipar, Semin.

“Sejauh ini kami masih belum melihat adanya titik baru,” ujarnya, Selasa (10/11/2015).

Mengingat sudah memasuki musim penghujan, BPBD mengimbau kepada masyarakat untuk betul-betul waspada dan memperhatikan tanda-tanda alam dan sekitar. Harapannya, kesiapsiagaan tetap terjaga.

“Masyarakat Gunungkidul memang sudah terbiasa dan memiliki kearifan lokal dalam menghadapi bencana, namun tetap dibutuhkan kewaspadaan penuh,” tambahnya.

Sejak jauh hari, katanya, BPBD juga telah membekali masyarakat dengan sejumlah sosialisasi bahkan simulasi penanggulangan kebencanaan, disesuaikan dengan potensi bencana di masing-masing wilayah.

Bahkan untuk mendukung kemampuan masyarakat dalam menghadapi kebencanaan, BPBD Kabupaten Gunungkidul bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana Republik Indonesia (BNPB RI), sudah membentuk sekitar 36 Desa Tangguh Bencana (Destana).

Bukan hanya BPBD, Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta dan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Gunungkidul juga telah membentuk empat desa menjadi Kampung Siaga.

Selain itu, tujuh Desa Siaga Bencana Berbasis Masyarakat bentukan Palang Merah Indonesia Kabupaten Gunungkidul dan tujuh Desa Tangguh Bencana yang difasilitasi oleh Lembaga Swadaya Masyarakat.

Sementara itu, Kepala Desa Pilangrejo, Nglipar, Sunaryo menuturkan di Desa Pilangrejo ada 12 titik rawan longsor, terdiri dari Dusun Pilangrejo, Wotgalih, Kaligede, Danyangan, Ngangkruk, Sriten.

“Sampai saat ini belum ada rekahan terlihat, tapi enam dusun tadi hampir tiap tahun menjadi lokasi bencana longsor. Ada tiga Early Warning System yang dipasang Universitas Gajah Mada sudah terpasang di Pilangrejo, Danyangan, Kaligede,” ungkapnya.

Selain itu, Camat Semin, Guntoro Purbo  menuturkan ada sekitar empat desa yang dinilai rawan longsor, dan selalu menjadi langganan longsor meskipun tidak selalu longsor besar. Keempat desa itu yakni Karangsari, Pundungsari, Candirejo, Rejosari

“Kami sedang berproses membentuk Destana di desa-desa tadi, dan sudah memulai sosialisasi dan imbauan kesiapsiagaan terhadap bencana,” urainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya