SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanah longsor (JIBI/Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)

Solopos.com, BOYOLALI — Bencana alam tanah longsor melanda Dukuh Ngargosari, Desa Cabean Kunti, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Kamis (6/2/2014). Talut pekarangan dengan panjang sekitar 20 m di rumah Cokro Rejo, 70,  warga dukuh setempat, ambrol. Longsoran tanah dan talut itu pun menimpa dua rumah di bawahnya.

Kedua rumah tersebut adalah milik Wiro Tonoyo, 60, dan anaknya, Sutomo, 38. Meskipun saat kejadian seluruh anggota keluarga penghuni berada di dalam rumah, tidak ada korban jiwa maupun luka akibat bencana alam tersebut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kerusakan paling parah terjadi pada rumah Wiro. Rumah yang terbuat dari kayu dan berdinding anyaman bambu itu nyaris roboh. Dinding rumah sepanjang sekitar 14 m yang bersebelahan dengan galengan yang longsor itu jebol. Sebagian atapnya juga runtuh. Tidak hanya itu, tiang rumah juga bergeser dan ada belandarnya yang patah.

Salah seorang anak Wiro, Sugito, menuturkan akibat kerusakan tersebut, rumah untuk sementara tidak dapat ditempati. Sedangkan rumah Sutomo, yang berada persis di depan rumah Wiro, rusak sebagian. Rumah berdinding batako itu jebol sekitar 6 m. Sebagian atapnya juga runtuh. Yang mengalami kerusakan yakni kamar tidur, kamar mandi dan kandang ternaknya.

Sutomo mengaku, hampir seluruh perabot rumah tangganya hancur. Bahkan dua kambing yang berada di kandang belakang sempat terjepit reruntuhan fondasi yang roboh. Namun kambing-kambing itu selamat. “Dua ekor kambing saya sempat tertimbun, tapi untung bisa selamat,” tutur Sutomo.

Dijelaskan Sutomo, hujan deras melanda wilayah itu sejak sekitar pukul 10.00 WIB. Dia dan keluarganya pun berdiam di rumah. Hingga sekitar pukul 11.30 WIB, tiba-tiba terjadi tanah longsor itu yang didahului suara gemuruh. “Ternyata talut pekarangan Pak Cokro ambrol dan menimpa rumah saya,” tuturnya.

Setelah dicek kondisinya, ternyata longsoran tanah tak hanya menimpa rumah Sutomo. Rumah orang tuanya yang berada persis di belakangnya juga tertimpa. “Saya sedang ngeloni anak saya yang kecil. Anak saya yang besar masih sekolah. Tiba-tiba terdengar suara gerobyak! Saya kira ada petir. Setelah saya tengok, ternyata rumah bagian belakang sudah ambrol semua,” imbuh istri Sutomo, Satemi, 27.

Akibat kejadian itu, untuk sementara Wiro mengungsi di rumah anaknya, Sugito, yang juga berada dalam satu pekarangan. Begitu juga keluarga Sutomo. Sementara itu, jajaran Muspika Cepogo yang mendapatkan laporan tentang kejadian itu langsung mendatangi lokasi.

Petugas dari Polsek Cepogo yang dipimpin langsung Kapolsek Cepogo, AKP Bambang Rusito M, mendata tingkat kerusakan. Diperkirakan total kerugian akibat bencana itu sekitar Rp 15 juta. “Tidak ada korban jiwa maupun luka dalam kejadian tanah longsor ini,” kata Kapolsek di lokasi kejadian.

Mengingat intensitas curah hujan yang cukup tinggi, Kapolsek mengimbau agar masyarakat senantiasa waspada terhadap terjadinya bencana alam dan selalu berhati-hati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya