SOLOPOS.COM - Patok tol Solo-Jogja tertancap di Kahuman, Polanharjo, Klaten, Selasa (24/11/2020). (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN – Warga Ngabeyan, Kecamatan Karanganom, Klaten, ramai-ramai menawarkan sawahnya agar dibeli pemdes setempat sebagai lahan pengganti tanah kas desa, dalam beberapa waktu terakhir. Jumlah warga yang ingin menjual sawah di desa setempat sudah mencapai 80 orang hingga Minggu (6/6/2021).

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, Desa Ngabeyan menjadi salah satu daerah yang terdampak jalan Tol Solo-Jogja. Total lahan terdampak di daerah tersebut mencapai kurang lebih tiga hektare. Dari jumlah tersebut, tanah kas desa yang terdampak jalan tol Solo-Jogja mencapai 1,5 hektare.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tim pembebasan lahan dan warga sudah menggelar musyawarah bentuk ganti rugi jalan tol Solo-Jogja, beberapa bulan lalu. Menindaklanjuti hasil musyawarah tersebut, Pemdes Ngabeyan harus mencari lahan pengganti tanah kas desa.

Baca Juga: Memperkuat Posko Covid-19 saat Karantina Mandiri

Selanjutnya, Pemdes Ngabeyan, Klaten, mengumumkan pendaftaran pengganti tanah kas desa bernomor 143/004/PTKD/20.15 tanggal 20 Mei 2021. Dalam surat tersebut disebutkan warga yang berminat sawahnya diganti uang untuk kepentingan pengganti tanah kas desa dapat mendaftarkan diri ke panitia pengganti tanah kas desa selama Senin (24/5/2021)-Minggu (6/6/2021).

Surat tersebut diteken oleh Ketua Panitia Tukar Menukar Tanah Kas Desa sekaligus Sekretaris Desa, Sardono; Kepala Desa (Kades) Ngabeyan, Supriyadi; Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Ngabeyan, Joko Susanto.

“Sepanjang dibuka pendaftaran itu, ada 83 warga yang menginginkan agar sawahnya dibeli pemdes. Luasan lahan milik 83 orang itu setara 83 patok [satu patok seluas 1.250 meter persegi]. Jumlah pendaftar itu di luar dugaan. Soalnya, yang dibutuhkan hanya separuhnya sebagai pengganti tanah kas desa,” kata Sardono, saat ditemui Solopos.com, di kantornya, Kamis (10/6/2021).

Sardono mengatakan setiap warga yang menyodorkan sawahnya memberandol sawahnya berkisar Rp50 juta-Rp450 juta per patok. Nantinya, panitia pengadaan pengganti tanah kas desa segera menyurvei seluruh sawah yang telah disodorkan.

“Alasan banyak yang berminat menjual sawah karena tahu akan dinilai lebih tinggi dari harga pasaran. Untuk menentukan sawah mana yang akan dibeli, kami akan menyurvei terlebih dahulu dan menyusun peringkat. Kriteria sawah yang akan dibeli, seperti kemudahan akses jalan, kemudahan kecukupan air, jumlah bidang/patok yang dijual, keadaan tanah,” katanya.

Hal senada dijelaskan Kades Ngabeyan, Supriyadi. Tim pembebasan lahan jalan tol Solo-Jogja sudah menyediakan anggaran senilai Rp9,3 miliar untuk mendukung pencarian lahan tanah kas desa.

Baca Juga: Lelang Kasus Asabri, Harga Limit Ferrari F12 Berlinetta Rp6 Miliar

“Harga sawah yang menentukan adalah tim appraisal. Pemdes dan panitia hanya mencarikan lokasi. Dengan banyaknya warga yang berminat menjual tanah sebagai pengganti kas desa, pemdes akan memperoleh lahan pengganti di sini. Artinya, tak perlu keluar desa mencari lahan penggantinya,” katanya.

Sebagaimana diketahui, luas tanah di Klaten yang terdampak jalan tol Solo-Jogja berkisar 4.071 bidang atau 3.728.114 meter persegi. Luas tersebut tersebar di 50 desa di 11 kecamatan. Masing-masing kecamatan yang akan dilintasi jalan tol, seperti Polanharjo, Delanggu, Ceper, Karanganom, Ngawen, Karangnongko, Klaten Utara, Kebonarum, Jogonalan, Manisrenggo, dan Prambanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya