SOLOPOS.COM - Petugas membersihkan tanah longsor yang menutup Jalan Jogja-Wonosari di Piyungan, Bantul, Jumat (25/11/2022) malam. - Istimewa/Polres Bantul

Solopos.com, BANTUL — Kondisi Jalan Raya Jogja-Wonosari di wilayah Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, masih terus mengalami pergerakan. Saat ini, hanya kendaraan kecil yang diperbolehkan lewat. Sedangkan untuk kendaraan besar seperti bus dan truk dilarang lewat.

Jalur Piyungan-Patuk dalam sebulan terakhir sudah dua kali terputus. Pada akhir Oktober lalu, sebagian ruas jalan tersebut ambrol. Kemudian pada Jumat (25/11/2022), tebing jalan tersebut longsor dan menutup jalan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Jalan Wonosari di Piyungan-Patuk ini berstatus sebagai jalan nasional dan menjadi jalur utama yang menghubungkan Kota Jogja dan Gunungkidul. Kementerian Perhubungan sudah menyiapkan antisipasi agar konektivitas tidak terganggu.

Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) X yang menjadi pengelola teknis Kemenhub di DIY menyebut tingkat kerawanan longsor di Jl. Wonosari cukup tinggi. Kawasan di sekitarPiyungan-Pathuk memiliki karakteristik tanah bergerak yang cukup aktif.

Karakter tanah bergerak tersebut menyebabkan jalan sangat rawan longsor, retak, hingga ambles.

Baca Juga: Gubernur Tetapkan UMP 2023 Naik 7,65%, Segini Besaran Upah Pekerja Yogyakarta

Kepala Seksi Lalu Lintas BPTD X, Agus Gunadi, menyebutkan Kemenhub membangun talut dan menyiapkan regulasi untuk mengatur berat kendaraan yang dapat melewati Jl. Wonosari di Piyungan-Patuk.

“Dalam jangka pendek, kami bangun talut di sekitar tanah bergerak agar longsor dapat diantisipasi,” ujar dia, Sabtu (26/11/2022).

Talut masih dibangun di sekitar tebing-tebing pada kawasan Bukit Bintang. Talut ini dibangun agar longsoran tanah dari tebing tidak sampai masuk bahu jalan.

Struktur tanah yang bergerak membuatnya lebih rentan dengan berat muat kendaraan. Kemenhub akan melarang kendaraan besar lewat Piyungan-Patuk.

Baca Juga: 2 Menteri Jadi Saksi Akad Nikah Kaesang-Erina, Salah Satunya Basuki Hadimuljono

“Kalau kendaraan besar-besar lewat situ terus-menerus, aspal bisa makin parah. Beberapa kali sudah muncul retakan,” katanya.

Pembatasan Kendaraan

Berat muat kendaraan yang bisa melewati Piyungan-Patuk, akan dibatasi. “Sejak bahu jalan longsor akhir Oktober lalu, kami sudah menyosialisasikan agar kendaraan berat khususnya yang bersumbu tiga tidak lewat situ,” kata dia.

Sosialisasi juga diberlakukan di terminal untuk awak bus pariwisata maupun bus antarkota antarprovinsi.

“Kendaraan besar-besar kami minta lewat jalur Klaten, Cawas, nanti masuknya lewat Semin,” ujar dia.

Baca Juga: Tahun Depan Ada Rencana ke Jogja? Berikut Deretan Event Unggulan Selama 2023

Selanjutnya, Jalan raya Wonosari hanya boleh dilewati kendaraan ringan. “Nanti kalau jalan dari Prambanan ke Gedangsari sudah siap, kendaraan berat akan diarahkan lewat sana,” katanya.

Pejabat Pembuat Komitmen Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) DIY Rokhmad Purnomo menyebut Jl. Wonosari akan diperuntukkan khusus kendaraan ringan.

“Sejak longsor Jumat kemarin, Jl. Wonosari sudah bisa dilewati, tetapi hanya untuk kendaraan ringan, kendaraan berat kami minta tidak lewat,” ujar dia, Minggu (27/11/2022) sore.

Saat ini jalur Prambanan ke Gedangsari masih dibangun dan tinggal menunggu penyelesaian ruas Prambanan-Gayamharjo. Saat ini ruas yang sudah digarap Pemda DIY adalah Gayamharjo di Prambanan, Sleman, menuju Ngalang di Gedangsari, Gunungkidul. Ada beberapa segmen yang akan tuntas pada 2023 tuntas. Jalur ini berada di selatan sungai di perbatasan Patuk dengan Prambanan.

Baca Juga: Catat! Festival Oleh-Oleh Digelar di Malioboro, Ada 1.000 Porsi Nasgor Gratis

Sementara, jalur yang belum digarap adalah Prambanan-Gayamharjo. Jalur ini dimulai dari Piyungan ke timur sampai Gayamharjo.

Pemda DIY berharap Pemerintah Pusat segera membangun jalur Prambanan-Gayamharjo agar beban Piyungan-Patuk berkurang.

Kepala Dinas PUP-ESDM DIY, Anna Rina Herbranti, mengatakan Pemda DIY telah lama mengusulkan pembangunan ruas Prambanan-Gayamharjo ke Kementerian PUPR agar bisa segera terkoneksi dengan ruas Tawang-Ngalang yang telah dibangun menggunakan APBD DIY.

Ruas jalan ini sebagian telah selesai dan tinggal menunggu ruas Prambanan-Gayamharjo sehingga dapat terkoneksi langsung ke Gading, Playen, Gunungkidul. Dengan demikian, pengendara tidak harus melewati jalur Piyungan-Patuk.

Baca Juga: Luka Kena Sabit saat Cari Rumput, Pemuda Bantul Malah Ngaku Jadi Korban Klitih

“Gubernur [DIY] sudah mengirimkan surat kepada Menteri PUPR mengenai pembangunan ruas jalan Prambanan-Gayamharjo yang bisa terkoneksi sampai Gading. Surat itu sudah dikirim sejak awal 2022 ini dan kami berharap ini segera bisa direalisasikan,” katanya, Sabtu.

Pemda DIY saat ini sedang mengebut pengerjaan sambungan jalur ini dengan membuka jalan baru di Tawang-Ngalang yang akan terkoneksi ke Gading, Playen, Gunungkidul. Proyek pembangunan jalan Tawang-Ngalang dibagi menjadi lima segmen.

Pada 2021, konstruksi pada Segmen I telah dibangun dengan panjang 1,9 kilometer, juga Segmen V sepanjang 1,4 kilometer. Adapun untuk tahun anggaran 2022, Segmen IV akan dengan panjang jalan sekitar 3,4 kilometer dengan anggaran Rp81 miliar menggunakan APBD DIY. Jalur ini akan terkoneksi langsung dengan ruas Prambanan-Gayamharjo.

Pembebasan lahan untuk ruas Prambanan-Gayamharjo ditangani Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Sleman. Jalur Prambanan-Gayamharjo juga terkoneksi dengan Exit Toll Jogja Solo di Bokoharjo.

Baca Juga: Awas! Ngerokok Sembarangan di Malioboro Jogja Bakal Didenda Rp7,5 Juta

“Kalau bisa sebelum dibangun atau beroperasinya Tol Jogja Solo, ruas Prambanan-Gayamharjo dibangun dulu, ini nanti akan menjadi jalur alternatif dan secara geografis lebih bagus,” katanya.



Tebing di sisi Jalan Jogja-Wonosari longsor di Kilometer 16 , Watu Ponggok, Kalurahan Srimulyo, Kapanewon Piyungan, Bantul, yang longsor pada Jumat malam sudah dipulihkan. Jalan sudah kembali normal dan bisa dilintasi kendaraan. Namun pengendara yang melintasi jalur tersebut diminta hati-hati karena ada penyempitan jalan.

Lokasi longsor tersebut tepat di bawah Angkringan Prayogo atau kiri jalan dari arah Jogja. Lokasi longsor tersebut tepat berada sekitar 100 meter dari lokasi yang sempat longsor sebelumnya di kanan jalan dari arah Jogja.

Polisi memasang pembatas jalan atau water barrier agar pengendara tidak terlalu mepet ke pinggir demi keamanan dan keselamatan pengendara kendaraan dari dua jalur baik di lokasi longsor baru maupun longsor yang lama yang sedang ditangani oleh Satker Pelaksana Jalan Nasional.

Baca Juga: Pernikahan Kaesang-Erina Kerek Okupansi Hotel di Yogyakarta

Kanit Keamanan dan Keselamatan Satlantas Polres Bantul, Ipda Ni Ketut Reni Juliani mengatakan lokasi longsor sudah steril sejak Jumat tengah malam dan sudah bisa dilintasi oleh kendaraan dari dua arah setelah ditangani menggunakan alat berat.

Reni mengatakan selama Sabtu-Minggu terjadi antrean kendaraan, terutama kendaraan wisatawan.

Ia menyarankan untuk kendaraan roda empat yang bermuatan besar untuk mencari jalur alternatif lainnya. “Ada dua jalur alternatif yang bisa dilewati, yakni jalur Imogiri Bantul dan juga bisa melalui jalur Cawas Klaten. Walaupun kedua jalur alternatif tersebut juga sama-sama ekstrem. Jadi pengendara diminta hati-hati,” ucapnya.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Tanah Terus Bergerak, Jalur Piyungan Hanya Boleh Dilewati Kendaraan Kecil







Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya