SOLOPOS.COM - Warga Dusun Gayaman RT 004/RW 003, Dayu, Gondangrejo, Karanganyar, Kariyo Semito alias Salimin, 75, berdiri di tanah yang bergerak naik di belakang rumahnya, Rabu (15/2/2017). (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Tanah di situs Sangiran, Klaster Dayu, Karanganyar, naik sekitar 1,5 meter.

Solopos.com, KARANGANYAR — Fenomena alam tanah bergerak terjadi di kawasan Situs Sangiran Klaster Dayu tepatnya di Dusun Gayaman RT 004/RW 003 Desa Dayu, Gondangrejo, Karanganyar.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Pergerakan tanah itu terjadi di halaman belakang rumah Kariyo Semito alias Salimin, 75, warga setempat. Pantauan Solopos.com, Rabu (15/2/2017), pergerakan tanah mencapai halaman samping rumah.

Jalan dusun di depan rumah Kariyo sudah retak-retak akibat desakan tanah. Sedangkan rumah Kariyo sudah mulai retak-retak di bagian lantai, dan sedikit terangkat di bagian belakang.

Ekspedisi Mudik 2024

“Saya tinggal di sini sudah 50 tahun. Kejadian seperti ini ya baru sekarang ini. Dulu belum pernah. Waktu selama 50 tahun kan lama,” ujar Salimin saat ditemui Solopos.com di kediamannya, Rabu.

Dia mengaku tidak tahu penyebab tanah di belakang rumahnya bergerak naik beberapa hari terakhir. Penuturan senada disampaikan Pardi, 49, menantu Kariyo, saat diwawancarai Solopos.com.

Menurut dia, pergerakan tanah mulai terjadi sekitar dua pekan lalu. Dia pernah memapras bagian tanah yang naik. Tapi tidak lama setelah itu tanah kembali bergerak naik cukup cepat.

Akhirnya, beberapa hari lalu Kades Dayu Sumarno, Camat Gondangrejo Budi Supriyono, dan perwakilan Polsek setempat, mengecek lokasi terjadinya pergerakan tanah di rumahnya. Saat itu Pardi dibantu satu alat berat untuk mengeruk tanah yang bergerak naik.

Sayangnya alat tersebut rusak setelah dioperasikan sehari. “Baru sehari dipakai sudah rusak,” tutur dia.

Pardi menduga pergerakan tanah dipicu ambrolnya bukit beberapa meter di belakang rumahnya. Air hujan yang masuk ke sela-sela tanah diduga mendorong terjadinya pergerakan tanah.

“Kemungkinannya itu. Jadi air hujan merembes ke sela-sela tanah dan membuat tanah bergerak. Kalau saya lihat struktur tanahnya terdiri atas pasir dan tanah liat atau lempung,” imbuh dia.

Sedangkan Kades Dayu, Sumarno, menjelaskan upaya pemaprasan bagian tanah yang bergerak naik menggunakan satu backhoe mini belum maksimal. Dibutuhkan satu bulldozer.

Kita sudah bantu satu alat berat tapi belum bisa teratasi. Backhoe saja kurang maksimal. Kita harapkan ada bantuan bulldozer untuk mengeruk dan membuang tanah yang naik,” kata dia.

Sumarno menjelaskan fenomena naiknya tanah di Dayu baru kali ini terjadi. Apalagi pergerakan tanah terjadi cukup cepat. Dia tidak tahu pasti apa penyebab tanah itu bergerak naik.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya