Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian
Pemetaan itu juga mengungkapkan sebanyak 150 desa/kelurahan di 25 kecamatan memiliki potensi gerakan tanah menengah. Sementara hanya 27 desa/kelurahan di tujuh kecamatan yang tingkat gerakan tanahnya sangat rendah.
Kasi Geologi dan Air Tanah, Siti Nurul Chusna, mewakili Kepala Dinas PESDM Wonogiri, Arso Utoro, mengatakan daerah dengan potensi gerakan tanah tinggi dan menengah sama-sama harus diwaspadai. “Gerakan tanah tinggi ditandai dengan rayapan tanah. Ini biasanya terjadi dalam wilayah yang besar dengan gerakan yang perlahan. Bentuk fisiknya bisa dilihat dari posisi bangunan yang menjadi miring, juga pepohonan miring,” ungkap Nurul kepada Solopos.com.
Untuk daerah dengan potensi gerakan tanah menengah, rayapan tanah hanya terjadi pada beberapa bagian. Selain itu, pada kawasan dengan gerakan tanah menengah biasanya sering muncul tanah ambles, longsor dan batuan jatuh. Nurul mencontohkan daerah dengan potensi gerakan tanah tinggi seperti yang terjadi di Desa Bero, Kecamatan Manyaran dan Desa Pucung, Kecamatan Kismantoro. Beberapa desa yang masuk dalam kategori gerakan tanah tinggi dan menengah juga beberapa kali mengalami longsor.
Kendati demikian, Nurul menegaskan daerah dengan potensi gerakan tanah tinggi dan menengah tetap bisa dijadikan pemukiman. Asalkan, tambah dia, vegetasi di lingkungan sekitar tetap dijaga. “Daerah dengan potensi gerakan tanah tinggi dan menengah bisa dihuni, tapi hanya pada lingkungan yang terbatas. Yang memang tepat untuk pemukiman dan industri adalah daerah dengan potensi gerakan tanah sangat rendah,” ujar dia.
Daerah dengan potensi gerakan tanah sangat rendah di Kabupaten Wonogiri hanya meliputi 27 desa/kelurahan di Kecamatan Selogiri, Wonogiri, Ngadirojo, Sidoharjo, Jatiroto, Jatisrono dan Slogohimo.