SOLOPOS.COM - Petugas BPBD Wonogiri serta masyarakat mengecek lokasi tanah ambles di Dusun Jetis Kidul, Desa Bero, Manyaran, Kamis (19/12/2019). (Istimewa/BPBD Wonogiri)

Solopos.com, WONOGIRI -- Lahan pertanian Dusun Jetis Kidul, Desa Bero, Kecamatan Manyaran, Wonogiri, ambles hingga memicu retakan tanah yang melewati 11 rumah.

Tanah ambles juga merusak lahan pertanian dan membuat sendang di daerah setempat mengering. Tanah ambles itu membentuk lubang dengan ukuran panjang 18 meter dan lebar 8 meter dengan kedalaman paling curam mencapai 16 meter.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cekungan itu berada di tanah milik Sriwidodo dan Mursinah, keduanya warga Dusun Jetis Kidul, Desa Bero, Manyaran. Informasi yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, proses penurunan tanah itu tidak terjadi seketika tapi berlangsung selama beberapa tahun.

Jarak terdekat lokasi kejadian dengan permukiman sekitar 40 meter. Tanah ambles itu diikuti munculnya retakan tanah kecil memanjang sekitar 200 meter melewati 11 rumah warga.

Rumah 2 Lantai di Trucuk Klaten Dipasangi Stiker Miskin

Selain itu, di lokasi tertentu juga ditemukan beberapa lubang penurunan tanah berdiameter 5-15 cm. Penurunan tanah secara perlahan itu bahkan pernah mengakibatkan tiga tiang bangunan ambles.

“[Tiang-tiang itu] sudah diperbaiki oleh warga,” kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Wonogiri, Bambang Haryanto, kepada Solopos.com, Kamis (19/12/2019).

Pada 2018, penurunan tanah juga pernah terjadi di sebelah barat sekitar 150 meter dari lokasi tanah ambles. Penurunan tanah membuat bubang berdiameter 2,5 m dengan kedalaman 1,5 m di lahan pertanian Dusun Platar, Desa Pijiharjo, Manyaran.

Lahan itu sudah ditimbun meski masih menyisakan cekungan. “Di sekitar lokasi lahan pertanian itu juga terdapat puluhan lubang penurunan tanah dengan diameter bervariasi antara 10 cm-60 cm,” terang dia.

Bambang menjelaskan penurunan tanah itu mengakibatkan kerusakan lahan pertanian yang berdampak pada penurunan produksi dan kehilangan periode masa tanam.

Asyik, Pelajar SMA/SMK Negeri di Jateng Tak Perlu Bayar SPP Mulai Januari 2020

Sejumlah sumur warga juga dilaporkan mengalami penurunan debit air. Bahkan, sumber air di sendang atau belik di daerah setempat juga mengering.

BPBD mengimbau agar masyarakat agar tidak beraktivitas di sekitar lokasi tanah ambles mengingat adanya kemungkinan terjadi penurunan tanah lagi. BPBD juga memasang pagar pembatas di sekeliling cekungan tanah ambles untuk keselamatan dan keamanan warga.

“Setiap rekahan atau lubang juga ditutup agar air tidak masuk, termasuk mengalihkan potensi sumber masuk ke lubang maupun rekahan tadi,” terang Bambang.

BPBD juga berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Pangan Wonogiri serta menyurati Badan Geologi Bandung dan Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah untuk melakukan kajian teknis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya