SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p lang="zxx"><b>Solopos.com, SOLO &ndash;</b> Masih ingat Nur Saka, si bocah Malaysia yang pergi ke Indonesia demi bersekolah? Bocah berusia delapan tahun asal Tebedu, Serawak, Malaysia, itu merupakan siswa kelas III SDN 3 Sontas, Entikong, Sanggau, Kalimantan Barat. Nur Saka ternyata telah bersekolah di Indonesia sejak taman kanak-kanak.</p><p lang="zxx">Dalam <i>talkshow Hitam Putih Trans 7, </i><span>Rabu (19/9/2018), <a href="http://viral.solopos.com/read/20180912/486/939224/bocah-malaysia-pergi-ke-indonesia-setiap-hari-demi-sekolah">Nur Saka</a> menceritakan pengalamannya melintasi perbatasan Malaysia-Indonesia untuk menimba ilmu. Setiap hari, Nur Saka berangkat dari rumahnya pukul 06.00 waktu setempat. Pada pukul 06.15, dia tiba di pos lintas batas negara </span><span>terpadu </span><span>(PLBN) Entikong untuk diperiksa data dirinya sebelum masuk ke wilayah Indonesia. </span></p><p lang="zxx"><span>Orang tua Nur Saka, Sudarsono, ternyata berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur. Dulu, dia merintis usaha rumah makan di kawasan Entikong, Kalimantan Barat. </span><span>K</span><span>ini dia dan keluarganya tinggal di Tebedu, Serawak, Malaysia </span><span>dengan status sebagai warga negara Indonesia (WNI). </span></p><p lang="zxx">Sudarsono menyekolahkan Nur Saka di Indonesia karena himpitan ekonomi. Biaya sekolah di Malaysia sangat tinggi, sedangkan kondisi ekonomi keluarganya pas-pasan. Selain itu, statusnya sebagai WNI membuat Sudarsono mantap menyekolahkan anaknya di <a href="http://viral.solopos.com/read/20180921/486/941080/suara-pemuda-ini-mirip-banget-presiden-jokowi">Indonesia</a>.</p><p lang="zxx">"Saya dan keluarga kan hidup pas-pasan di Malaysia. Jadi ya sekolah di Indonesia. sekolah memang harus di Indonesia karena saya kan WNI. Di Malaysia kan cuma <i>numpang. Numpang </i><span>bertani sama adik saya," kata Sudarsono. </span></p><p lang="zxx"><span>Setiap hari, Nur Saka pergi ke sekolah naik ojek atau menumpang orang yang melintasi perbatasan tersebut. Perbedaan waktu dan sulitnya transportasi terkadang membuat Sudarsono khawatir jika Nur Saka tak kunjung pulang ke rumah setelah jam sekolah berakhir. </span></p><p lang="zxx" align="left"><span>"Sering khawatir kalau Saka enggak pulang-pulang. Soalnya jalur di perbatasan itu cukup parah. Kadang ada binatang liar kayak babi yang lewat. Bahkan pernah <a href="http://viral.solopos.com/read/20180920/486/940899/gereget-pria-india-ganti-roda-saat-bajaj-melaju">kecelakaan</a> karena babi," sambung Sudar</span><span>sono. </span></p><p lang="zxx"><span>Kepala Kantor Imigrasi Entikong, Heri Prihatin, mengatakan, Nur Saka merupakan satu-satunya bocah yang melintasi perbatasan Indonesia-Malaysia untuk bersekolah. "Kalau anak-anak sekolah enggak ada. Cuma Nur Saka saja. Kalau yang bekerja banyak </span><span>melintas di PLBN," terang Heri Prihatin. </span></p><p lang="zxx"></p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya