SOLOPOS.COM - Puluhan warga Brangkal, Desa Tanggan, Gesi, Sragen menggelar unjuk rasa memprotes Pemkab Sragen yang tak peduli dengan kondisi jalan rusak sepanjang dua kilometer sebagai dampak atas lalu lintas truk pengangkut galian C, Sabtu (27/8/2016). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Tambang Sragen jenis galian C diprotes warga karena diduga menjadi penyebab rusaknya jalan.

Solopos.com, SRAGEN—Puluhan warga di Dukuh Brangkal, Desa Tanggan, Kecamatan Gesi, Sragen menggelar unjuk rasa memprotes pemerintah kabupaten (Pemkab) Sragen yang membiarkan kondisi jalan di Brangkal sepanjang dua kilometer dalam keadaan rusak. Kerusakan jalan tersebut sebagai dampak ada lalu lintas truk pengangkut galian C yang tidak memperhatikan kaidah lingkungan hidup.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Mereka beraksi dengan membawa poster bertuliskan tuntutan agar jalan rusak itu diperbaiki dan adanya kesadaran dari pengusaha galian C untuk mengurangi debu yang beterbangan serta memberi kompensasi kepada warga yang terkena dampak. Mereka juga menanam pohon pisang di tengah jalan sebagai aksi protes. Kendati mereka beraksi di tengah jalan, aktivitas mereka tak menganggu pengguna jalan.

Koordinator aksi, Sumarlan, 58, warga Brangkal RT 002, Tanggan, menyampaikan kondisi kerusakan jalan akibat lalu lintas truk galian C di Tanggan tidak bisa ditoleransi. Dia berusaha menyampaikan aspirasi itu kepada Kepala Desa (Kades) Tanggan, Camat Gesi, hingga ke Badan Lingkungan Hidup (BLH) tetapi tidak ada respons positif. Dia bingung harus menyampaikan aspirasi kemana.

Akhirnya, aksi unjuk rasa itulah yang menjadi alternatif terakhir supaya jeritan rakyat didengar Pemkab Sragen.

“Saya datang ke kades dan camat jawabannya itu untuk kepentingan nasional [jalan tol]. Ketika datang ke BLH diminta membuat surat aduan. Saya sudah melayangkan surat aduan tetapi sampai sekarang tidak ada tindak lanjutnya,” kata Sumarlan.

Dia mendesak kepada Pemkab untuk memperbaiki jalan atau menguruk jalan dengan pasir dan batu bukan tanah uruk yang membuat jalan licin setelah hujan turun. Dia juga meminta pengusaha tambang untuk memperhatikan masyarakat terkena dampak dengan memberikan kompensasi. Dia tidak menyebut nilai kompensasi itu.

“Saya setiap hari menyiram sendiri jalan itu dengan air supaya debu tidak menganggu. Saya buka warung di pinggir jalan. Debu itu menganggu warga yang mampir ke warung,” katanya.

Seorang warga lainnya, Didik, mengungkapkan tidak sedikit warga yang mengalami sakit batuk dan gangguan pernafasan belakangan. Hampir semua anggota keluarga Didik mengeluhkan batuk yang tak kunjung sembuh akibat banyaknya debu itu.

“Saya sendiri baru sembuh dari batu selama dua hari terakhir. Kami mendesak supaya pengusaha tambang menyiram jalan secara rutin lima kali sehari. Selama ini penyiraman hanya dilakukan sekali itu pun tidak merata,” ujarnya.

Selain itu, Didik menunjukkan sejumlah truk dump yang mengangkut galian C selalu terbuka. Dia meminta pengusaha tambang untuk menutup truk pengangkut galian C itu dengan terpal supaya debunya tidak beterbangan dan tidak menganggu pengguna jalan di belakangnya.

“Lihat kondisi jalan yang bergelombang di Brangkal. Jalan di Sapen lebih parah lagi karena ada genangan airnya sampai sekarang,” tutur dia.

Sementara itu, Kabid Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) BLH Sragen, Lukas Gunawan, menyampaikan pengelolaan lingkungan itu menjadi kewajiban pengusaha tambang yang tercantum dalam dokumen upaya pengelolaan lingkungan (UKL) dan upaya pemantauan lingkungan (UPL).

“Ketika masyarakat tidak puas pasti akan timbul gejolak. Mestinya ada penyiraman air secara berkala dan penutupan terpal pada bak angkutan galian C. Ban truk harus dicuci dulu supaya tidak menimbulkan debu. Semua itu harus dilakukan pengelola tambang,” tambahnya.

Tri Rahayu/JIBI/Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya