SOLOPOS.COM - Ilustrasi penambangan pasir (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Kerusakan akibat penambangan pasir hampir mendekati kawasan permukiman warga.

Harianjogja.com, SLEMAN- Meski menggunakan peralatan manual, penambangan pasir di Dusun Sempu, Widomartani, merusak habitat sungai. Para penambang tradisional itu merusak tebing-tebing di beberapa titik sepanjang Kali Kuning.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Kelompok Peduli Kali Kuning Yudi Sunyoto mengatakan, selama beberapa bulan terakhir aktivitas penambang tersebut tidak terkendali. Pasalnya selain menambang bantaran Kali Kuning, tebing sungai tersebut juga dijarah penambang. Kondisi tersebut dikhawatirkan merusak kawasan sempadan sungai dan membahayakan permukiman warga jika volume air sungai meningkat. “Kondisi sungai ini sudah rusak dan melebar. Kerusakan akibat penambangan pasir hampir mendekati kawasan permukiman warga,” katanya, Sabtu (29/10/2016).

Ekspedisi Mudik 2024

Menurutnya, penambangan tersebut dilakukan oleh warga Wedomartani sendiri namun lain dusun. Warga lainnya sudah memberikan peringatan tetapi tidak ditanggapi dengan bijak. Penambang tetap menambang secara manual. Bahkan truk dan pikap pengangkut pasir mulai masuk ke aliran sungai. “Sebenarnya sudah ada plang larangan truk penambang masuk, tapi tidak diindahkan,” sesalnya.

Ketua Asosiasi Komunitas Sungai Jogja AG. Irawan mengatakan, warga Dusun Sempu mengawatirkan kerusakan sungai akibat aksi penambang tersebut semakin memperparah kondisi sungai. Menurutnya, para penambang pasir liar itu tidak hanya merusak keasrian sangai, tetapi juga membahayakan banyak nyawa. Potensi bencana longsor, katanya, mengancam warga yang berdekatan dengan bantaran sungai itu.

“Akibat penambangan manual yang sporadis itu, banyak mata air-mata air yang mulai tertutup. Pemerintah belum melakukan tindakan tegas terutama untuk menghentikan penambangan liar yang merusak itu,” katanya.

Terkait masalah itu, Kepala Desa Wedomartani mengakui banyaknya aktivitas penambangan galian C di wilayah tersebut. Menurutnya, Pemdes sudah beberapa kali memberikan peringatan agar aktivitas penambangan tidak merusak sungai. “Malah pernah petugas yang datang ditantang warga (penambang). Sangat beresiko menjaga lingkungan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya