SOLOPOS.COM - ilustrasi

Harianjogja.com, MOJOKERTOKunjungan studi banding PT Jogja Magasa Iron (JMI) dengan mengajak warga Desa Karangwuni, Kecamatan Wates, Kulonprogo ke Ngoro Industrial Park (NIP), Mojokerto, Jawa Timur, Rabu (27/11/2013) kacau. Sebanyak 100 warga Desa Karangwuni yang diajak mengikuti kunjungan akhirnya telantar di Mojokerto. Dua pejabat Pemkab Kulonprogo dan utusan dari Puro Pakualaman pun mengalami nasib serupa.

Mereka tidak mendapatkan penginapan ketika sampai di Mojokerto sekitar pukul 01.15 WIB. Padahal kunjungan ke kawasan NIP jadwalnya masih pukul 08.30 WIB. Sedangjan rombongan menempuh perjalanan dari Kulonprogo, Selasa (26/11/2013) pukul 12.00 WIB.

Promosi Komeng The Phenomenon, Diserbu Jutaan Pemilih Anomali

Warga pun akhirnya tidur di tempat seadanya ketika bus berhenti di sebuah rumah makan yang berada di jalur By Pass, Mojokerto. Warga memanfaatkan emperan mushola sebagai tempat beristirahat. Ada pula yang memanfaatkan bagasi bus untuk tidur menunggu pagi.

Ekspedisi Mudik 2024

“Kami tidak menyangka pelaksanaannya kacau seperti ini. Sungguh kami merasa kecewa,” ujar salah satu warga yang enggan disebut identitasnya saat dia berupaya mencari tempat menyandarkan badan.

Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perindustrian ESDM Kulonprogo, Dewantara yang turut dalam rombongan ikut meradang mendapati agenda kunjungan yang kacau. Dia merasa prihatin melihat semua warga sampai telantar di wilayah orang. Dewantara juga menilai panitia penyelenggara tidak menghargai utusan dari Pemkab Kulonprogo dalam kunjungan ini. “Ini tidak profesional, ada utusan dari Pemkab dan Puro Pakualaman masak perlakuannya seperti ini,” ujarnya geram.

Dewantara pun menegaskan akan menuliskan laporan sesuai keadaan yang dia rasakan. “Ini tugas saya untuk melaporkan. Saya tidak ingin bohong. Tidak mungkin saya menulis laporan yang baik-baik, tapi kondisi riilnya kurang profesional seperti ini,” tegas dia.

Harapannya, ke depan panitia lebih profesional lagi. Dia menambahkan, ketidakprofesionalan panitia sebenarnya sudah terasa sejak awal. Dia mengaku disuruh mendampingi kunjungan studi banding yang dilakukan JMI.

“Seharusnya konsep studi banding itu kan harus dimatangkan sejak awal. Ada survei sebelumnya, jadi ketika di lapangan itu pelaksanaannya benar-benar tertata rapi. Tidak seperti ini,” imbuhnya.

Ketidaknyamanan yang dirasakan rombongan studi banding tidak hanya sebatas pada telantarnya selama lebih dari tujuh jam karena tidak disediakannya tempat istirahat yang layak. Rombongan juga menilai, dua bus yang disediakan panitia kurang nyaman lantaran kapasitas bus berisi lebih dari 50 penumpang. Hal itu membuat jarak tempat duduk sangat mepet. Padahal perjalanan Kulonprogo-Mojokerto cukup jauh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya