SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

WONOGIRI- Polsek Giriwoyo mengamankan sekitar 30 ton batuan tambang mineral yang mengandung seng dan besi. Bantuan tambang tersebut berada di tepi sungai di Lingkungan Brak Lor, Kelurahan/Kecamatan Giriwoyo, Selasa (27/3). Kapolsek Giriwoyo, AKP Sugeng Budi Untara, mengatakan penanganan kasus itu telah diserahkan ke Polres Wonogiri.

Menurut Kapolres Wonogiri, AKBP Ni Ketut Swastika, melalui Kasat Reskrim, AKP Sugiyo, yang didampingi Kaur Bin Ops, Ipda Sukadi, mengatakan pihaknya belum menerima laporan dari Polsek. “Sampai siang ini kami belum menerima laporan itu. Jika sudah ada laporan, akan kami informasikan lebih lanjut,” katanya, Rabu (28/3/2012).

Dinas terkait juga masih menyelidiki siapa pemilik batuan itu dan kemana akan dijual. Batuan tambang itu diduga ilegal karena tidak memiliki izin dari dinas terkait. Kepala Dinas Pengairan Energi dan Sumberdaya Mineral (PESDM) Wonogiri, Arso Utoro, melalui Kabid Sumberdaya Mineral, Patrem Joko Priyono, mengatakan pihaknya mendapat info awal bahwa para pekerja batuan tambang itu berasal dari tambang Purwoharjo, Kecamatan Karang Tengah.

“Saya langsung ke lokasi saat ada informasi dari pihak kepolisian pada Selasa malam. Saat kami tanya mau dibawa kemana, pekerja tambang itu mengatakan ada kerja sama dengan PT Bara Petro Sakti (pihak ketiga yang beberapa waktu lalu melakukan sosialisasi di Purwoharjo-red),” jelas Patrem.

Tapi, setelah pihaknya menghubungi PT, dari pihak PT mengatakan bahwa tidak ada kerja sama itu. Ia pun langsung menduga tambang itu ilegal karena tidak ada izin ke dinas. Ia berharap pihak kepolisian segera mengusut pelakunya dan ditindak sesuai undang-undang yang berlaku. Pihaknya juga telah melaporkan hal itu ke bupati.

Sementara itu, dari keterangan warga di Lingkungan Ngrembang yang tak jauh dari lokasi, Wahyudi, mengatakan batuan tambang itu dicuci dengan air dari sungai sebelum diangkut lagi ke dalam truk. Menurutnya, kegiatan itu sudah kali ketiga dan kali ini ada warga yang melapor ke polisi karena merasa curiga.

“Yang pertama dulu tidak sampai mencuci, hanya menurunkan dan memasukkan dari truk kecil ke truk besar. Batuan itu dimasukkan ke dalam karung-karung. Sedangkan yang kedua menurunkan dan mencuci, dan diangkut lagi,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya