SOLOPOS.COM - Papan penolakan pembangunan tambak udang (Bhekti Suryani/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, BANTUL—Bisnis tambak udang di pesisir pantai selatan ditengarai di-backing orang berduit. Sebagian petani lahan pesisir kini menyerahkan lahan mereka untuk dijadikan tambak.

Seorang petani di area Pantai Parangkusumo di Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Sarjiman, mengungkapkan lebih dari 10 kolam tambak yang kini berdiri di wilayahnya semula merupakan bekas lahan pertanian warga.

Promosi Ongen Saknosiwi dan Tibo Monabesa, Dua Emas yang Telat Berkilau

Para petani yang tergabung dalam Kelompok Pasir Subur merelakan lahan mereka dijadikan tambak karena satu per satu anggota didatangi orang tertentu. Orang itu dicurigai mengorganisir para petani untuk menyerahkan lahan ke petambak udang.

“Yang saya tahu itu, teman-teman petani didatangi satu per satu ke rumah. Ditawari untuk lahannya digunakan tambak, lalu disuruh tanda tangan,” ungkap Sarjiman di Parangkusumo Selasa (16/9/2014).

Namun, dia mengaku tidak mengenal siapa orang tersebut. Yang dia tahu, rekan-rekannya sesama petani kini menyerahkan lahan mereka yang diubah menjadi tambak meski alih fungsi lahan pertanian itu dilakukan tanpa ada konsultasi dengan organisasi kelompok tani.

Beralih fungsinya lahan pertanian menjadi tambak membuat jumlah petani yang aktif di kelompok tani terus berkurang. Di Kelompok Pasir Subur misalnya, yang aktif sekarang hanya sekitar 25 orang.

Selain itu, dari sisi pertanian, Sarjiman mengaku telah merasakan dampak buruk akibat adanya tambak udang. Produktivitas lahan pertaniannya kini menurun drastis di banding musim kemarau tahun lalu sebelum ada tambak.

“Kalau enggak disiram terus, kering kena uap air asin dari kincir itu. Jelas merusak, petani yang dirugikan,” ungkapnya.

Kepala Desa Parangtritis Topo membantah bisnis tambak udang dikoordinir dan di back up orang berduit. Pengelola dan pemilik tambak itu adalah kelompok warga setempat dan menuduh petani yang mengklaim lahannya rusak akibat tambak hanya asal bicara.

“Saya hapal kondisi wilayah saya,” ujarnya, Rabu (17/9/2014).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya