SOLOPOS.COM - Para pekerja menyelesaikan pembangunan 25 kios di selter untuk PKL TSTJ, Sabtu (21/5/2016). Diharapkan selter tersebut bisa ditempati sebelum Ramadan. (Ayu Abriyani/JIBI/Solopos)

Taman satwa taru jurug, Perusda TSTJ baru membangun 75 kios dari kebutuhan 170 kios PKL.

Solopos.com, SOLO–Perusahaan Daerah (Perusda) Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) menata pedagang kaki lima (PKL) yang ada di kawasan itu dengan membangun selter. Namun, dari total sekitar 170 pedagang, yang mendapat kios baru 75 pedagang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Direktur Perusda TSTJ, Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso, mengatakan pemenuhan selter untuk PKL tersebut bekerja sama dengan beberapa pihak ketiga sehingga pembangunannya tidak bisa sekaligus. “Kami mencari CSR [corporate social responsibility] dari pihak ketiga untuk pembangunan selter PKL. Kalau mengandalkan dari pendapatan kami, tidak akan mampu,” katanya saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Sabtu (21/5/2016).

Ia menyatakan dari kebutuhan sekitar 170 kios, saat ini telah tersedia 50 kios. Sedangkan 25 kios yang dibangun dengan dana Rp248 juta, kini pembangunannya mencapai 60 persen. Ia berharap selter baru tersebut selesai sebelum Ramadan. Selter itu diperuntukkan bagi para pedagang yang awalnya berjualan di dekat kandang gajah.

Sementara, sekitar 95 PKL yang berada di sisi utara masih menempati lokasi lama yakni di tepi jalan yang dilalui pengunjung di dalam area TSTJ. Mereka masih berjualan dengan bangunan dari triplek dan atap seng.

Selain pembangunan selter, Bimo juga mengaktifkan lagi koperasi PKL. Koperasi tersebut untuk mempermudah Perusda berkoordinasi dengan semua PKL TSTJ. Dalam waktu dekat, ia juga berencana menyeleksi para PKL yang masih aktif dan tidak aktif untuk menyiapkan selter yang dibutuhkan. Namun, ia tidak berencana menambah PKL karena dianggap sudah cukup banyak.

“Saat Sabtu, Minggu, dan hari libur biasanya 90 persen PKL berjualan, sedangkan hari biasa hanya sekitar separuhnya. Untuk itu, kami akan menyeleksi mana yang aktif dan tidak agar pembangunan kios sesuai kebutuhan,” ujar Bimo.

Selain penataan lokasi, ia juga mengikutsertakan PKL dalam pelatihan yang bekerja sama dengan pemerintah pusat serta Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Solo. Selain itu, juga ada pihak ketiga yang memberikan pelatihan dan tambahan modal untuk PKL.

“Pelatihan dari pihak ketiga berupa kebersihan tempat berjualan, menu makanan yang bervariasi, dan manajemen koperasi. Kami berharap menu makanan yang dijual PKL tidak monoton,” tuturnya.

Sementara, lanjut dia, pelatihan dari Dinas Koperasi dan UMKM Solo berupa makanan yang higienis. Ada juga yang belajar manajemen ke Magelang dan koperasi ke Semarang. Selain itu, juga ada pelatihan akuntansi dan kepemimpinan untuk manajer koperasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya