SOLOPOS.COM - ilustrasi (dok)

ilustrasi (dok)

SOLO—Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Solo mengidentifikasi 50 lokasi rawan kenakalan remaja di Kota Solo. Lokasi tersebut meliputi ruang publik seperti taman, tempat bermain playstation (PS), warung internet (warnet) hingga arena biliar.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Menurut Kepala Satpol PP, Sutarjo, kelima puluh titik itu terungkap setelah berkoordinasi dengan linmas di tiap kelurahan. Jumlah lokasi kenakalan remaja itu, imbuhnya, tersebar merata di lima kecamatan di Solo.

Ekspedisi Mudik 2024

“Beberapa waktu terakhir kami memang gencar mengantisipasi kenakalan remaja. Langkah pemetaan menjadi penting agar penindakan menjadi lebih terarah,” ujarnya saat ditemui di Balaikota, Senin (19/11/2012).

Sutarjo menyebut, lokasi seperti taman, warnet dan arena PS adalah tempat favorit remaja membolos sekolah. Menurutnya, aksi membolos harus ditindak lantaran dipandang menjadi sumber kenakalan remaja lain. Berdasarkan observasinya, remaja yang membolos kebanyakan membicarakan hal yang kurang positif. “Seperti perkelahian, mabuk-mabukan, vandalisme dan hal negatif lain. Kalau aksi membolos bisa dibendung diharapkan kenakalan remaja lain bisa terantisipasi,” katanya.

Selain meluncurkan personel sendiri, pihaknya meminta linmas berpatroli rutin di sejumlah titik rawan tersebut. Sutarjo menyebut penertiban sudah dimulai pekan kemarin. Hasilnya tim Satpol PP berhasil merazia empat siswa SMA yang kedapatan membolos di arena PS. Menurut Sutarjo, hasil ini bisa dimaknai dua hal. “Apakah tingkat membolos di Solo memang rendah atau penertibannya yang kurang maksimal.”

Dalam penertiban kemarin, pihaknya baru bisa menjamah 20 lokasi lantaran keterbatasan personel. Namun begitu pihaknya berupaya menggencarkan razia dengan turut menggandeng MKKS SMP-SMA. “Kami akan melakukan pembinaan bagi siswa membolos. Untuk efek jera, kami juga akan mengundang wali murid dan pihak sekolah,” tegasnya.

Pengamat sosial dari UNS, Drajat Tri Kartono, menilai tindakan kuratif seperti razia perlu dalam mengantisipasi kenakalan remaja. Meski demikian, langkah itu hendaknya diimbangi dengan penguatan sistem sosial yang ada di sekeliling remaja.
“Seperti keluarga, tokoh agama hingga kelompok bermain. Mereka harus mampu mengarahkan anak muda agar mengetahui posisinya,” ujarnya kepada Solopos.com.

Drajat menilai tingkat kenakalan remaja di Solo belum semasif kota besar seperti Jakarta dan Jogja. Berdasarkan sejumlah penelitian, ungkapnya, jumlah kenakalan remaja selalu segaris dengan kemajuan kota. “Saat ini Solo masih menjadi kota kelas menengah. Jika menjadi kota besar seperti Jogja, saya khawatir tingkat kenakalannya juga akan meningkat.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya