SOLOPOS.COM - Ilustrasi aktivitas di taman kota (JIBI/Solopos/Antara/Indriarto Eko Suwarso)

Taman Kota Semarang desainnya dilombakan untuk memancing partisipasi publik menata kota.

Semarangpos.com, SEMARANG — Belasan arsitek dan calon arsitek dari Kota Semarang dan luar daerah beradu kreasi mendesain Taman Brumbungan Semarang. Adu desain taman itu digelar untuk memancing partisipasi publik dalam menata Kota Semarang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kami coba proses yang lebih partisipatif dalam mendesain taman kota,” terang Kepala Bidang Pertamanan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Semarang Budi Prakosa terkait adu kreasi desain taman kota itu di Semarang, Kamis (20/10/2016).

Hal itu diungkapkannya di sela-sela presentasi lima besar karya yang lolos Sayembara Ide Desain Ruang Terbuka Publik Taman Brumbungan Kota Semarang di Restoran Pesta Keboen, Semarang. Sayembara itu diprakarsai Pemerintah Kota Semarang melalui DKP Kota Semarang bekerja sama Satuan Kerja Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jawa Tengah.

“Setidaknya ada 17 karya desain yang masuk dan sudah disaring jadi lima karya. Hari ini, kelima desain yang lolos lima besar dipresentasikan,” kata Budi yang juga salah satu dewan juri.

Karya desain yang menjadi pemenang, kata dia, bakal diaplikasikan untuk konsep pembangunan Taman Brumbungan, atau bisa juga dikombinasikan dengan empat karya desain yang lainnya. Yang jelas, ia mengatakan pembangunan Taman Brumbungan direncanakan pada 2017 dengan anggaran Rp1,7 miliar, dan segera dibuatkan detail engineering design (DED) setelah diumumkan pemenangnya.

“Jadi, Taman Brumbungan ini sebagai awal. Ke depannya, kami akan mencoba langkah serupa untuk pembangunan taman-taman yang lainnya. Konsep atau desain yang didapat kan jadi variatif,” katanya.

Selain dari aspek arsitektural, ia mengatakan kemungkinan implementatif atas karya desain itu juga menjadi tolok ukur pemenang kompetisi desain itu, dan harus bisa menjawab kebutuhan masyarakat. “Jangan sampai nanti desainnya ‘wow’ begitu, tetapi susah diimplementasikan. Kan harus disesuaikan juga dengan anggaran yang ada. Makanya, aspek implementatif konsep ini penting,” pungkasnya.

Ketua IAI Jateng Satrio Nugroho mengakui kompetisi desain taman itu baru kali pertama dilaksanakan di Semarang dengan pilot project Taman Brumbungan sebagai salah satu upaya nguri-uri taman. “Makanya, kami dorong semua arsitek, mahasiswa arsitektur, dan anggota IAI untuk mendesain taman. Tidak menutup kemungkinan, konsep semacam ini juga diterapkan di daerah-daerah lain,” katanya.

Sementara itu, PPK Pusat Informasi Pengembangan Pemukiman dan Bangunan (PIP2B) Satker Penataan Bangunan dan Lingkungan Jateng, Tia Hetwitasari menambahkan pengumuman pemenang pada 14 November 2016. “Ada peserta perorangan, tim, dari kampus, dan sebagainya. Juara pertama mendapatkan hadiah uang sebesar Rp15 juta, juara dua sebesar Rp12 juta, dan juara tiga Rp10 juta,” pungkasnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya