SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO–Gara-gara ramai pengunjung, warga setempat berinisiatif berjualan di dekat taman itu. Warga menata meja untuk berjualan di Jl. Popda, Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari.

Seperti dilakukan Yusi Rahayu dan Sunarti yang menata meja sekitar pukul 14.30 WIB. Meja-meja itu ditata berbagai minuman kemasan, mi instan, dan makanan ringan. Kedua warga Kampung Minapadi, Kelurahan Nusukan, mencari penghasilan tambahan dengan berjualan makanan saat Taman Kali Pepe atau Bendung Karet Tirtonadi untuk mengurangi risiko banjir itu ramai pengunjung.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sejak Senin (10/12/2018) lalu, warga berjualan di pinggir Jl. Popda tepat di utara Kali Pepe hulu. Di pinggir jalan, mereka berisiko terpapar debu dan kendaraan yang melaju kencang.

“Debunya beterbangan, kendaraan juga banter-banter [kencang-kencang] saat lewat sini tapi tidak apa-apa risikonya. Penghasilannya menurun dibandingkan saat berjualan di taman langsung. Tapi kami mengikuti arahan petugas, katanya dalam waktu dekat ini akan diserahterimakan dulu baru kami dibolehkan berjualan di taman lagi,” ujar Sunarti.

Sunarti termasuk pedagang yang paling awal berjualan di sekitar Taman Kali Pepe. Para tetangganya mengikuti untuk mencari tambahan penghasilan pada sore hari. Ia berjualan sejak pukul 15.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB bersama anaknya yang duduk di bangku SMA. Ia berharap Pemerintah Kota Solo memberikan tempat berjualan bagi warga setempat.

Yusi Rahayu memilih berjalan menawarkan minuman dan makanan ringan kepada pengunjung taman itu. Ada saja pengunjung yang malas berjalan jauh ke luar area taman untuk membeli makanan atau minuman. Ia meyakini dalam waktu dekat akan dibolehkan berjualan di kawasan taman.

Deputy Project Manager Bendungan Karet Tirtonadi, Agus Purwanto, mengatakan pengelolaan pedagang kaki lima (PKL) perlu dibahas Pemkot Solo dan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS).

“Sementara ini belum muncul regulasi karena belum berkoordinasi dengan pihak warga, Pemkot Solo, BBWSBS, dinas terkait dan kelurahan setempat. Belum ada regulasi untuk penempatan para pedagang itu. Warga tidak mungkin dibatasi mencari pendapatan karena merupakan inisiatif sendiri. Mungkin sambil menunggu regulasi warga tetap berjualan,” ujar Agus.

Agus mengimbau pedagang untuk tidak berjualan di lokasi proyek dikarenakan belum dilakukan serah terima pekerjaan. Para pedagang membutuhkan tempat berjualan. Hal ini jadi perhatian dinas terkait.

Agus menyebut pekerjaan pembangunan telah selesai seratus persen dan akan dilakukan serah terima pada Sabtu (15/12).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya