SOLOPOS.COM - Taman di depan gedung DPRD Sleman rusak karena terinjak-injak massa pendukung Santun, Selasa (20/10/2015). (Harian Jogja/Bernadheta Dian Saraswati)

Taman kabupaten di Sleman rusak akibat terinjak-injak massa demo pilkada

Harianjogja.com, SLEMAN-Taman di depan gedung DPRD Sleman rusak setelah terinjak-injak massa pendukung Sri Purnomo-Sri Muslimatun (Santun) yang melakukan aksi demo pada Senin (19/10/2015). Sejumlah tanaman hijau patah dan berserakan di taman tepi trotoar di Jalan Parasamya Sleman.

Promosi Komeng Tak Perlu Koming, 5,3 Juta Suara sudah di Tangan

Mengetahui hal itu, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sleman sangat menyayangkan tindakan para demonstran. Kepala Bidang (Kabid) Kebersihan dan Pertamanan BLH Sleman, Indra Darmawan, mengakui jika dalam demonstrasi, kondisi emosional massa memang tidak terkendali. Namun seharusnya tetap memperhatikan kondisi lingkungan di sekitarnya.

“Di manapun ada taman dan pohon perindang seharusnya punya rasa memilikinya itu ada,” kata Indra di ruangannya, Selasa (20/10/2015).

Pantauan Harian Jogja saat demonstrasi, Senin, ratusan massa menginjak-injak tanaman kemudian melompat pagar depan gedung untuk bisa masuk ke halaman DPRD. Mereka melalui jalan itu karena pintu gerbang utama ditutup oleh petugas keamanan.

Indra mengatakan, BLH memiliki anggaran pemeliharaan taman jika taman rusak karena alam, seperti tanaman mati karena musim kemarau. Sementara jika kerusakannya disengaja seperti pada demo kemarin, Indra belum bisa bertindak mengingat suasana politik di Sleman jelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) masih panas. “Ya kemungkinan [pemeliharaannya] setelah pilkada,” tuturnya.

Meski begitu pihaknya telah mengerahkan tenaga BLH untuk mencatat titik kerusakan, panjang kerusakan serta jumlah tanaman yang perlu disulam.

Ia mengakui, titik taman di daerah gedung DPRD dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman rawan diserang demonstran. Pihaknya sedang memikirkan bagaimana agar taman yang ada di dua wilayah itu tetap terjaga jika mendapat serangan mendadak dari massa.

“Selain demo, musim haji itu juga rentan merusak taman. Gambaran kami, tanahnya lebih ditinggikan atau ditanami tanaman yang berbatang agar tidak mengundang masyarakat menginjak-injak daerah itu,” ujar dia.

BLH memiliki anggaran pemeliharaan taman untuk 2015 sebesar Rp1,4 miliar. Dana sebesar itu dialokasikan untuk 68 titik taman se-Kabupaten Sleman seluas empat hektar. Pemeliharaan termasuk untuk pohon perindang jalan.

Disinggung tentang perusakan taman, Ketua Tim Santun, Sadar Narima, berdalih tindakan massa yang menginjak-injak taman disebabkan pintu gerbang gedung DPRD Sleman yang sengaja ditutup. “Kalau gerbang itu kemarin dibuka, kemungkinan [taman] tidak apa-apa. Massa akan lebih terkontrol masuk ke halaman. Massa juga akan tertampung,” jelasnya.

Menurutnya, gedung DPRD maupun Pemkab merupakan rumah rakyat yang siapapun bisa masuk. Dalam kejadian demonstrasi kemarin, Sadar Narima sangat menyayangkan tindakan tim keamanan yang secara sengaja membatasi masyarakat masuk ke gedung DPRD.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya