SOLOPOS.COM - Taman Satwa Taru Jurug (JIBI/dok)

Pengembangan TSTJ akan dilakukan termasuk perbaikan kandang satwa yang 90% telah rusak.

Solopos.com, SOLO—Perusahaan Daerah (Perusda) Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) menagih Pemkot ihwal penyertaan modal senilai Rp5 miliar untuk pengembangan kebun binatang tersebut.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Daerah (Perusda) TSTJ Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso, mengatakan Pemkot hingga kini belum mengalokasikan dana Rp5 miliar untuk penyertaan modal itu. Padahal sesuai Perda Pendirian TSTJ, Pemkot wajib memberikan penyertaan modal kepada TSTJ untuk pengembangan perusahaan daerah.

“Penyertaan modal dari Pemkot selama ini masih rendah. Makanya kami tagih penyertaan modal ini,” kata Bimo ditemui solopos.com, Minggu (23/8/2015).

Bimo mengatakan dana penyertaan modal sesuai rencana digunakan untuk pengembangan TSTJ. Ia menguraikan dana akan digunakan untuk menata kawasan TSTJ, seperti perbaikan kandang, dan penataan pedagang kaki lima (PKL). Bimo mengatakan perbaikan kandang mendesak untuk dilaksanakan. Mengingat hampir 90% kondisi kandang di TSTJ tidak layak dan rusak sehingga perlu perbaikan. Ia merencanakan kandang akan dirobohkan dan dipindah untuk dipusatkan di area paling depan.

“Jadi ketika pengunjung masuk TSTJ yang dilihat koleksi satwanya dulu. Tidak seperti sekarang kandang satwa ada di bagian belakang,” kata Bimo.

Bimo berharap Pemkot bisa merealisasikan kucuran penyertaan modal pada APBD 2016 mendatang. Dengan demikian, hal ini sejalan dengan langkah Perusda merevitalisasi TSTJ. Saat ini, Bimo mengatakan telah menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan PT. Tani Nelayan Indonesia selaku investor yang berminat berinvestasi di TSTJ. Bimo mengatakan investor tersebut siap menggelontorkan dana Rp60 miliar untuk revitalisasi TSTJ.

“Sekarang kita sedang susun grand design-nya. Mudah-mudahan tahun depan bisa mulai dikerjakan,” katanya.

Bimo mengatakan terus mempromosikan TSTJ. Dengan harapan pengunjung TSTJ terus meningkat. Ia menyebutkan Perusda TSTJ menargetkan pendapatan pada tahun ini Rp6 miliar. Nilai tersebut naik Rp2 miliar dibanding tahun lalu, yakni Rp4 miliar.

“Untuk mencapai target itu, harus ada ide-ide gila. Salah satunya dengan mengajak keterlibatan masyarakat untuk kerja bakti di TSTJ. Ini sekaligus promosi TSTJ,” ujarnya.

Selain itu, Bimo meminta Pemkot mengkaji ulang setoran pajak. Bimo menilai setoran pajak TSTJ ke Pemkot dinilai terlalu memberatkan. Contoh kasus setoran pajak tiket masuk TSTJ sebesar 30% dari total pendapatan tiket masuk. Padahal di lokasi lainnya setoran pajak hanya 10%. Begitu pula dengan ketetapan setoran pajak parkir sebesar 20% dan pajak hiburan 35%.

“Di tempat lain pajak parkir hanya 10% dan pajak hiburan nol. Jadi kami minta ini untuk dikaji lagi,” pintanya.

Penjabat (Pj) Wali Kota Solo Budi Suharto mengatakan akan mengupayakan penyertaan modal untuk TSTJ senilai Rp5 miliar pada APBD 2016. Pihaknya telah meminta Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) bersama Bagian Perekonomian Setda untuk menyiapkan dana tersebut.

Menurutnya, Pemkot harus memenuhi aturan yang tertuang pada Perda TSTJ. “Penyertaan modal pada Perusda penting dilakukan untuk pengembangan perusahaan,” kata dia.

Namun, diakuinya, selama ini Pemkot belum bisa memenuhi lantaran keterbatasan anggaran. Penyertaan modal ini nantinya bisa difungsikan sebagai daya pikat calon investor yang akan menggarap pengelolaan TSTJ selanjutnya.

Ke depan, modal yang dimiliki TSTJ bisa menjadi salah satu daya tarik untuk mengikuti beauty contest pengelolaan TSTJ.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya