SOLOPOS.COM - Pengunjung melihat koleksi hewan di mini zoo Taman Jlengut, Desa Karangduren, Kecamatan Kebonarum, Minggu (3/1/2021). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN - Sebulan terakhir, Desa Karangduren, Kecamatan Kebonarum, Klaten memiliki objek wisata anyar. Bernama Taman Wisata Jlengut, objek wisata baru yang dibangun pemerintah desa setempat itu menawarkan wisata edukasi.

Objek wisata itu berdiri di lahan seluas 1,5 hektare (ha) yang merupakan tanah kas desa serta tanah bengkok kepala desa. Pada bagian depan taman, pengunjung sudah disapa patung duren berukuran besar. Di balik patung tersebut, ada kolam dilengkapi jembatan penyeberangan dan wahana sepeda bebek air serta perahu karet.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Sempat Viral Tinggalkan Sepatu di Warung Bakmi, Ini Kabar Terkini Kades Glodogan Klaten

Taman Jlengut juga dilengkapi kebun binatang mini atau mini zoo. Ada kandang burung merak, kelinci, kuda, kerbau, kambing bertanduk empat, rumah reptil, rumah kucing, rumah musang, hingga kura-kura. Pengunjung bisa berinteraksi dengan sejumlah hewan seperti memberi pakan kelinci serta ngedoti kambing.

Ekspedisi Mudik 2024

Pengunjung juga bisa menikmati sesansi menunggang kuda. Kawasan itu juga dilengkapi taman dengan aneka tanaman serta gazebo dan pendopo. Kepala Desa Karangduren, Muh. Marsum, mengatakan Taman Jlengut dibuka untuk umum sejak 29 November 2020. Harga tiket masuk saat ini Rp5.000/orang.
“Mulai Januari ini kami terapkan tiket masuk Rp5.000/orang. Sebelumnya juga sebagai promosi kami baru terapkan tiket masuk Rp3.000/orang,” jelas Marsum saat ditemui wartawan di Taman Jlengut, Minggu (3/1/2021).

Ada tambahan biaya bagi pengunjung yang ingin menikmati sensasi berkuda yakni Rp15.000/orang. Sementara, bagi pengunjung yang menikmati wahana sepeda bebek air hanya ditarik biaya seikhlasnya dengan mengisi kotak sumbangan yang disediakan di dekat kolam.

Selama sebulan dibuka, Taman Jlengut sudah menyedot pengunjung yang berdatangan dari berbagai daerah. Rata-rata dalam sehari ada 1.200 pengunjung pada objek wisata yang buka mulai pukul 08.00 WIB-16.30 WIB itu.

Sukarelawan

Saat ini, pengelolaan Taman Jlengut dilakukan oleh para sukarelawan yang merupakan warga setempat. “Mereka yang ikut mengelola ini juga bekerja keras dalam pembangunan secara sukarela,” jelas Marsum.

Soal penerapan protokol kesehatan, Marsum menjelaskan dilakukan sesuai surat edaran bupati maupun gubernur dengan syarat utama pengunjung masuk yakni wajib menerapkan 3M. Pemerintah desa setempat juga secara berkala berkoordinasi dengan Satgas Penanganan Covid-19 tingkat kecamatan.

Pembangunan Taman Jlengut dilakukan sejak 2018 lalu memanfaatkan dana desa. Awalnya, dana yang digelontorkan untuk pembangunan objek wisata itu senilai Rp400 juta. Pada 2019, dana desa senilai Rp400 juta dimanfaatkan untuk melanjutkan pembangunan objek wisata.

Bisa Dipantau Lewat Medsos, 17.368 Orang di Karanganyar Telah Jalani Tes Swab

“Pada 2020 tidak ada anggaran karena dana desa fokus digunakan untuk penanganan Covid-19. Ada tambahan dari dana aspirasi kabupaten. Jadi total dana pembangunan sekitar Rp800 juta. Dalam masterplan kami, kebutuhan total untuk membangun sekitar Rp6 miliar,” kata Marsum.

Pembangunan objek wisata direncanakan kembali dilanjutkan pada 2021. Masih ada potensi lahan seluas 3 ha yang bisa dikembangkan melengkapi wahana di Taman Jlengut. Salah satu wahana yang rencananya bakal ditambah tahun ini yakni kolam renang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya