SOLOPOS.COM - Festival Reog dan Jathilan Tingkat Kabupaten Gunungkidul dihelat meriah di Kawasan Rest Area Bunder, Pathuk, Gunungkidul. Festival ditujukan untuk memperkenalkan dan mengangkat kembali nilai seni dan budaya yang dimiliki oleh Gunungkidul, Sabtu (7/5/2016). (Mayang Nova Lestari/JIBI/Harian Jogja)

Taman Budaya Gunungkidul, lahan dihargai Rp13 Miliar

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL — Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Gunungkidul selesai melakukan perhitungan nilai lahan yang akan digunakan sebagai Taman Budaya. Disbud menghargai sebesar Rp13 miliar untuk lahan seluas 2,5 hektar di Desa Logandeng, Kecamatan Playen.
Baca Juga : TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL : Proyek Kelamaan Pembelian Lahan Warga

Promosi Selamat Datang Kesatria Bengawan Solo, Kembalikan Kedigdayaan Bhineka Solo

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disbud Gunungkidul, Agus Priyanto mengatakan tim appraisal selesai melakukan tugas menghitung nilai tanah yang hendak dibangun Taman Budaya.

“Sesuai dengan hasil penilaian tim appraisal, 2,5 hektar [lahan] itu membutuhkan dana Rp13 miliar. Total ada sekitar 19 bidang, jumlah pemiliknya saya tidak hafal tapi kemarin ada yang satu orang punya lima bidang,” kata dia, Kamis (22/6/2017).

Ekspedisi Mudik 2024

Setiap bidang tanah yang hendak dibeli memiliki harga yang berbeda-beda. Pasalnya selain menyesuaikan harga pasar, banyak pertimbangan lain yang digunakan tim appraisal untuk menilai setiap bidang tanah. Salah satunya adalah akses jalan, jika semakin baik akses jalan ke sebuah bidang tanah, maka semakin tinggi pula harganya.

Namun yang jelas, kata dia, jumlah bidang tanah yang memiliki akses jalan itu cuma beberapa bidang saja, sementara lainnya tidak memiliki akses jalan sama sekali.

“Yang jelas harganya ya rata-rata tidak terlalu mahal dan tidak terlalu murah, sesuai dengan hasil penilaian,” kata dia.

Agus memastikan hasil penilaian dari tim appraisal sudah sesuai dengan aturan. Pasalnya tim appraisal sendiri dalam bekerja harus sesuai aturan, jika tim appraisal melakukan penilaian terlalu rendah atau terlalu tinggi mereka dapat diberi sanksi.

Dengan harga yang telah ditentukan tersebut, pihaknya pun melakukan sosialisasi kepada warga dan tinggal menunggu kesediaan warga untuk menjual tanahnya. Jika semuanya warga bersedia, maka pembayaran akan langsung dilakukan pada akhir bulan Juni ini.

Sebelum itu, pihkanya memang menargetkan untuk menyelesaikan pembayaran tanah pada akhir Juni. Pasalnya Dinas Kebudayaan DIY sebagai pihak yang berwenang terhadap proyek pembangunan Taman Budaya meminta untuk segera menyelesaikan pembebasan lahan.

”Dari pengelola danais juga berkata kalau sampai Juni 2017 dana itu tidak berwujud tanah, maka harus dirembug ulang lagi,” kata Agus.

Sementara itu, Kepala Desa Logandeng, Suhardi mengatakan sosialisasi perihal pembelian tanah telah dilakukan oleh Dinas Kebudayaan Gununungkidul pada Selasa (20/6/2017) lalu. Dalam sosialisasi di Balai Desa Logandeng tersebut dihadiri sejumlah warga yang tanahnya hendak di beli.

“Belum ada keputusan mengenai kesepakatan pembelian ataupun pembayaran. Kemarin itu baru sosialisasi saja,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya