SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, WONOGIRI — Talut sungai dekat SDN 2 Sendang, Wonogiri, terancam ambrol karena bagian bawahnya rusak parah. Pengelola sekolah waswas karena talut bisa ambrol sewaktu-waktu.

Kondisi itu dinilai membahayakan keselamatan siswa yang bermain di atas struktur talut. Lokasi talut itu di barat kawasan Wisata Waduk Gajah Mungkur (WGM).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Talut sungai berada di depan SDN 2 Sendang. Talut itu rusak di sisi selatan dekat tikungan talut tepat di salah satu bagian bawah pagar SD. Kedalaman sungai diperkirakan lebih dari empat meter.

Pantauan Solopos.com di lokasi, Jumat (26/10/2018), kerusakan membentuk lubang oval besar sepanjang lebih kurang 10 meter, tinggi 3 meter, dan kedalaman 2 meter-3 meter. Di bagian dalam lubang terlihat batu berukuran besar.

Warga menyebut jika tidak ada batu itu, talut beserta bangunan di atasnya sudah ambrol dari dulu. Beberapa bagian dasar sungai di sekitar juga rusak.

Diduga talut growong karena terkikis air yang mengalir sangat deras di sungai tersebut. Saat penghujan, air selalu mengalir sangat deras karena air berasal dari dataran lebih tinggi di perbukitan Dusun Prampelan, Desa Sendang.

Air mengalir melalui depan SDN 2 Sendang, depan kawasan Wisata WGM, masuk ke kawasan wisata, lalu bermuara ke WGM.

Kepala SDN 2 Sendang, Wahyu Sri Mulatna, kepada Solopos.com menginformasikan talut rusak sejak lebih dari lima tahun lalu. Dia maupun kepala sekolah sebelumnya sudah melapor ke berbagai pihak di tingkat provinsi maupun daerah.

Namun, hingga sekarang tak mendapat respons. Dia tak mengetahui secara pasti talut dan sungai tersebut wewenang instansi mana. Saat melaporkan ke pihak tertentu dirinya justru diarahkan ke pihak lain, begitu seterusnya.

Kemudian saat melaporkan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), otoritas terkait menyatakan akan menyampaikan kepada instansi yang memiliki kewenangan.

Musrenbangdes

“Sebenarnya talut ini wewenang siapa, kami tidak tahu. Ada yang bilang wewenang dinas di provinsi yang mengurusi jalan atau DPU [Dinas Pekerjaan Umum]. Kalau diminta membuat proposal agar perbaikan bisa dilaksanakan, kami akan membuatnya. Tapi, tidak ada pihak mana pun yang memberi kejelasan,” kata Wahyu.

Bahkan, dia pernah mengusulkan perbaikan talut dalam Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musrenbangdes) Sendang, tahun lalu. Belum lama ini Wahyu menyampaikan lagi saat menghadiri pertemuan dengan perangkat desa.

Namun, pemerintah desa tak bisa mengintervensi karena talut sungai itu bukan wewenang mereka. Menurut Wahyu talut bisa ambrol sewaktu-waktu. Potensi ambrol lebih besar jika sungai teraliri air.

Padahal tak lama lagi musim penghujan. Dia mengkhawatirkan keselamatan para siswanya yang bermain di atas struktur talut bagian halaman sekolah.

Jika talut ambrol, dia meyakini struktur di atasnya bakal turut ambrol. Untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk, siswa dilarang bermain di area atas talut.

Kadang guru memberi batas area itu menggunakan sepeda motor agar siswa tak mendekati area talut. “Apa mau menunggu talut ambrol dulu baru ditangani?” ucap Wahyu.

Sekretaris Desa (Sekdes) Sendang, Agung Susanto, membenarkan pengelola SDN 2 Sendang pernah mengusulkan perbaikan talut melalui musrenbangdes. Bahkan, usulan disampaikan beberapa kali.

Namun, pemerintah desa tak bisa mengalokasikan anggaran perbaikan karena talut itu wewenang instansi lain. Dia berharap pihak terkait segera memperbaiki talut sebelum terjadi hal-hal tak diinginkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya