SOLOPOS.COM - TALUT AMBROL-Talut Sungai Grogol di Dukuh/Desa Grogol, Kecamatan Weru, ambrol akibat hantaman banjir, beberapa waktu lalu. Talut ambrol sepanjang 30 meter dan kedalaman 2,5 meter sehingga membahayakan permukiman warga yang tidak jauh dari sungai. Foto diambil Selasa (3/4).(Espos/Triyono)

TALUT AMBROL-Talut Sungai Grogol di Dukuh/Desa Grogol, Kecamatan Weru, ambrol akibat hantaman banjir, beberapa waktu lalu. Talut ambrol sepanjang 30 meter dan kedalaman 2,5 meter sehingga membahayakan permukiman warga yang tidak jauh dari sungai. Foto diambil Selasa (3/4).(Espos/Triyono)

SUKOHARJO–Talut sepanjang 30 meter di sisi timur Sungai Grogol di Dukuh/Desa Grogol, Weru, ambrol dan mengancam permukiman warga di RT 02/RW 001. Hal itu disebabkan jarak sungai dan rumah warga cukup dekat.

Promosi Mali, Sang Juara Tanpa Mahkota

Kades Grogol, Weru, Supriyadi, menyatakan talut di lokasi ambrol karena terjangan banjir, beberapa waktu lalu. Dia menegaskan pemerintah desa telah melaporkan musibah tersebut ke kecamatan dan instansi terkait lain pemkab dengan harapan segera ada tindak lanjut dan upaya perbaikan.

“Sudah dilaporkan, cuma barangkali harus sabar untuk penanganan. Warga dan pemerintah desa minta secepatnya dibenahi demi mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” tegasnya kepada Solopos.com ketika ditemui di lokasi talut sungai yang ambrol di Dukuh/Desa Grogol, Weru, Jumat (6/4/2012).

Supriyadi menyebutkan talut ambrol berisiko memicu luapan sungai saat terjadi banjir dan mengancam sedikitnya lima rumah warga. Namun yang paling terancam dengan kondisi talut, kata dia, justru mesjid di Dukuh Grogol mengingat jaraknya hanya sekitar lima meter dari bibir sungai.

“Ada lima KK yang sekarang terancam. Selain itu mesjid juga dalam posisi membahayakan setelah talut ambrol karena lokasinya jauh lebih dekat dari sungai. Apalagi kalau sampai ambrolnya semakin merembet,” imbuhnya.

Terpisah Kaur Pembangunan Desa Ngreco, Sukino, menyatakan perbaikan 11 titik tanggul jebol di desanya akhirnya tuntas meski bersifat darurat. Dia mengatakan titik tanggul sungai jebol ditutup dengan tumpukan karung berisi tanah agar air tak meluber ke areal pertanian warga di desanya.

“Sudah rampung dan semua dari swadaya warga kecuali karung. Tapi karena sifatnya masih darurat, warga tetap memiliki kekhawatiran jika suatu saat tanggul jebol lagi ketika ada banjir besar,” paparnya secara terpisah.

Sukino menekankan tanggul sungai jebol menjadi ancaman serius bagi areal persawahan di desanya. Seperti terjadi belum lama ini, kata dia, lebih dari seratus hektare tanaman padi siap panen mengalami kerusakan akibat luapan air dari sejumlah sungai yang tanggulnya kritis dan kemudian jebol.

Ia menjelaskan banjir kali terakhir juga merusak jembatan di Dukuh Namengan dan sampai kini belum diperbaiki. Menurutnya biaya pembenahan cukup besar, sampai Rp50 juta lebih. Terkecuali ditangani secara darurat lebih dulu, diperkirakan tak sampai menghabiskan Rp10 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya