SOLOPOS.COM - Talut di perbatasan Gunungkidul-Klaten ambrol, Selasa (15/11/2022) sore. Longsoran talut itu berdampak pada permukiman di Dukuh Bometen, Desa Ngandong, Kecamatan Gantiwarno. (Istimewa/Pemdes Ngandong)

Solopos.com, KLATENTalut tebing ambrol di perbatasan Gunungkidul, DIY dan Klaten, Jawa Tengah. Material longsor berdampak ke permukiman di Dukuh Bometen, Desa Ngandong, Kecamatan Gantiwarno.

Talut itu berada di wilayah Desa Serut, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul. Di bawah talut, ada permukiman di Dukuh Bometen, Desa Ngandong.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Material talut longsor merusak teras salah satu rumah warga. Material lumpur dari talut yang longsor juga masuk ke dalam dua rumah warga lainnya.

Penjabat (Pj) Kepala Desa (Kades) Ngandong, Edi Priyanta, mengatakan longsornya talut itu terjadi, Selasa (15/11/2022) sore.

”Panjang talut sekitar 40 meter dengan ketinggian sekitar 6 meter. Penyebab ambrol karena hujan dengan intensitas tinggi dan durasi lama. Air dari selokan di wilayah Gunungkidul membeludak, akhirnya mengikis talut tebing ada kampung di RT 015/RW 06, Dukuh Bometen, Desa Ngandong. Ada satu rumah yang terasnya rusak karena terdampak longsor. Kemudian dua rumah kemasukan lumpur. Jadi ada tiga rumah yang terdampak, namun yang rusak satu rumah,” kata Edi saat dihubungi Solopos.com, Kamis (17/11/2022).

Baca Juga: Klaten Bagian Selatan Kebanjiran, Bupati Ajak Warga Stop Buang Sampah di Sungai

Edi menjelaskan penghuni dua rumah yang terdampak longsor saat ini sudah kembali ke rumah mereka masing-masing dari sebelumnya sempat mengungsi. Sementara, penghuni satu rumah yang terasnya rusak akibat tertimpa longsor untuk sementara mengungsi ke rumah ketua RT setempat. Penghuni satu rumah itu terdiri dari tiga jiwa yakni seorang nenek dan dua cucunya.

Dikhawatirkan, longsoran tebing kian mengenai warga yang berada di wilayah RT 015/RW 06, Dukuh Bometen, Desa Ngandong jika tak segera ditangani. Ketika hujan tiba, warga yang tinggal di rumah yang terancam longsor mengungsi ke rumah kerabat mereka yang lebih aman.

Selain itu, sukarelawan disiagakan mengawasi kawasan tebing longsor ketika hujan deras mengguyur wilayah Ngandong dan sekitarnya.

Edi mengatakan sudah ada koordinasi antara BPBD Klaten dan BPBD Gunung Kidul serta Pemdes Serut dan Pemdes Ngandong menindaklanjuti kejadian tersebut.

Baca Juga: Cuaca Ekstrem Ancam Jateng selama 3 Hari hingga 18 November 2022

“Kebetulan ada pihak ketiga yang ke depan akan beraktivitas di wilayah Gunungkidul. Dari pihak ketiga akan melakukan perbaikan terutama saluran air agar airnya tidak meluber ke jalan dan berdampak ke talut. Kemudian, dari pihak ketiga akan melakukan rehab talut yang rusak sekaligus penguatan jalan [di wilayah Serut],” kata Edi.

Sekretaris BPBD Klaten, Nur Tjahjono Suharto, mengatakan sudah ada koordinasi antara Kepala Pelaksana BPBD Klaten dengan Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul. Segera dilakukan upaya penanganan dampak talut longsor.

Nur menjelaskan sukarelawan di wilayah Ngandong juga bakal secara rutin melakukan upaya siaga di kawasan talut yang ambrol.

“Ketika curah hujan tinggi, sukarelawan di Ngandong selalu siap siaga. Ngandong termasuk salah satu desa tangguh bencana di Klaten,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya