SOLOPOS.COM - AMBROL -- Warga memeriksa bagian talut yang ambrol di kawasan permukiman relokasi warga di Pucangmojo, Mojosongo, Solo, Minggu (26/6/2011). (JIBI/SOLOPOS/Kurniawan)

Solo (Solopos.com) – Empat rumah warga Pucangmojo, Mojosongo, Jebres yang merupakan warga relokasi asal RT 3/RW VI Kedungbelang, Pucangsawit, retak-retak menyusul ambrolnya talut saluran air setempat.

AMBROL -- Warga memeriksa bagian talut yang ambrol di kawasan permukiman relokasi warga di Pucangmojo, Mojosongo, Solo, Minggu (26/6/2011). (JIBI/SOLOPOS/Kurniawan)

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Runtuhnya talut sepanjang 30 meter itu telah membuat tanah fondasi rumah warga bergeser. Pasalnya area perumahan warga yang dihuni 90-an kepala keluarga (KK) itu tidak rata alias miring. Informasi yang dihimpun Espos Minggu (26/6/2011), empat rumah yang retak milik Joko Rusriyono, Ngadiman, Bayu Saputro dan Muji. Parahnya kendati bangunan sudah retak, keempat keluarga itu masih tinggal di rumah mereka. Alasannya mereka tidak tahu harus mengungsi ke mana.

Salah seorang warga Pucangmojo, Purnomo, meminta Pemkot Solo segera melakukan perbaikan. Sebab dikhawatirkan terjadi longsor bila hujan deras mengguyur disertai peningkatan volume air saluran. Warga sudah mengadukan jebolnya talut itu kepada Ketua DPRD Solo, YF Soekasno.

”Sebelumnya warga sudah swadaya dan kerja bakti menambal bagian rumah dan badan jalan yang retak-retak,” katanya diamini beberapa warga lain. Berdasar catatan Espos, talut di Pucangmojo ambrol Januari lalu lantaran tingginya curah hujan dan debit air saluran. Ketika itu, warga kecewa lantaran pejabat wilayah lambat merespons. Padahal ada sebagian rumah warga yang sudah ikut ambrol.

Ketua DPRD Solo, YF Sukasno, mengecek lokasi talut ambrol di Pucangmojo, Minggu siang. Legislator dari Fraksi PDI Perjuangan itu mendesak Dinas Pekerjaan Umum (DPU) memasukkan agenda perbaikan talut Pucangmojo dalam APBD Perubahan 2011.

Sebelumnya Sukasno mencoba memasukkan agenda perbaikan talut dalam program dana penyesuaian infrastruktur daerah (DPID) Rp 18,6 miliar. Namun, rencana itu gagal lantaran DPID khusus untuk perbaikan jalan kota dan lingkungan.

Sukasno menduga ambrolnya talut Pucangmojo karena kesalahan konstruksi sejak awal. ”Talut seolah hanya ditumpuk saja. Menurut warga fondasi talut tidak di dalam tanah. Padahal semua rumah di sini kan di area urukan. Dulunya kawasan ini seperti jurang yang tidak memungkinkan untuk perumahan,” paparnya. Selain talut Pucangmojo, Sukasno juga meminta DPU memperbaiki talut saluran Kedungjumbleng, Mojosongo yang ambrol awal tahun ini.

kur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya