Ah-tenane
Senin, 30 Januari 2012 - 12:52 WIB

Takut virus

Redaksi Solopos.com  /  Is Ariyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pascabencana tsunami di Aceh beberapa tahun lalu, Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh memberikan bantuan komputer kepada instansi-instansi pendidikan di sana. Salah satunya adalah sebuah SMA di pelosok desa di Aceh Barat.

Karena 100% guru dan pegawai di desa masih awam komputer, pihak dari BRR melakukan pelatihan singkat. Instrukturnya pun tidak baen-baen, langsung didatangkan dari Jawa, salah satunya adalah Jon Koplo. Dalam pengantarnya, Jon Koplo yang diserahi tugas mengajar komputer selalu menggunakan bahasa ilmiah tanpa ada penjabaran secara detail.

Advertisement

“Bapak-bapak, ibu-ibu, dalam menggunakan komputer harus hati-hati, karena banyak sekali virus yang menyerang komputer. Penyebaran virus sangat cepat sehingga virus bisa merusak program komputer,” jelas Koplo kepada kepala sekolah dan guru-guru peserta training.

Keesokkan harinya ketika training dimulai, Koplo sangat kaget melihat ruang komputer tertutup dan semua komputer kembali dimasukkan ke dalam kardus dan disegel dengan rapat. Tak ada setu pun peserta training yang datang. Merasa penasaran, Koplo langsung menemui kepala sekolah.

“Kenapa peserta training tidak ada yang datang, Pak?” tanya Koplo kepada Tom Gembus, sang kepala sekolah.

Advertisement

“Maaf, Pak. Peserta training komputer pada takut terinfeksi virus. Mereka tidak ingin komputer itu menularkan virus kepada mereka dan kepada semua siswa yang ada di sekolah ini…” terang Pak Tom Gembus dengan serius.

Koplo yang mulai mudheng dengan penjelasan kepala sekolah itu hanya bisa melongo, “Ooo…”

 

Advertisement

Wintah Firdausi (Dosen Universitas Teuku Umar, Meulaboh, Aceh Barat), Wonorejo RT 04/RW II Wonopringgo, Pekalongan 51181

Advertisement
Kata Kunci : Aceh Jon Koplo Komputer Virus
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif