SOLOPOS.COM - Ilustrasi indeks harga saham gabungan (JIBI/Bisnis)

Harianjogja.com, JOGJA-Dibandingkan Jakarta dan Surabaya, masyarakat di Jogja belum sadar investasi pasar modal. Edukasi kepada masyarakat untuk menggugah kesadaran ikut pasar modal pun perlu terus dilakukan.

Pengelola Galeri Investasi Pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Ririn Safitri mengatakan, kendala yang dihadapi untuk mengembangkan pasar modal di Jogja karena sedikit masyarakat yang memahami pasar modal. Selain itu, munculnya steriotipe pasar modal identik dengan judi.

Promosi Mudah dan Praktis, Nasabah Bisa Bayar Zakat dan Sedekah Lewat BRImo

“Ada juga yang uangnya takut hilang sampai pada persoalan investasi bodong. Itu semua memengaruhi keikutsertaan masyarakat di pasar modal,” ungkap Ririn di UKDW, Senin (2/12/2013).

Padahal, sambungnya, melalui galeri-galeri yang tersebar di kampus-kampus masyarakat bisa belajar pasar modal. Setidaknya, terdapat 109 galeri investasi yang tersebar beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Namun karena edukasi tentang pasar modal bagi masyarakat dirasa sangat minim, kondisi tersebut menyebabkan jumlah investor domestik masih kurang.

“Bermain saham itu bukan judi karena nasabah perlu melakukan analisis, ikut berfikir bagaimana mengelola dana investasinya,” jelas Ririn.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya