SOLOPOS.COM - Pesawat Boeing 737-300 Garuda Indonesia GA41 melakukan pendaratan darurat di Sungai Bengawan Solo. (Wikimedia.org)

Solopos.com, KLATEN – Kecelakaan pesawat Garuda GA 421 yang mendarat darurat di Sungai Bengawan Solo, Serenan, Klaten, menjadi suatu peristiwa ajaib. Seluruh penumpang di dalam pesawat itu selamat, sementara adaa satu kru yang meninggal dunia.

Penerbangan yang dipimpin pilot Kapten Abdul Razak itu awalnya berjalan mulus. Tetapi saat hendak mendarat, peswat Boeing 737-300 rute Lombok-Yogyakarta yang ia kemudikan mengalami masalah mesin.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Viral Setelah Ribut Dengan Bupati Sukoharjo, Pasutri Bakul Satai Ini Senang Keluhannya Didengar

Mesin pesawat mendadak mati seusai menerobos awan badai mengandung petir dan es. Pilot Abdul Rozaq dan kopilot Haryadi Gunawan pun panik.

Haryadi mengambil mikrofon untuk memberikan informasi kepada penumpang di kabin. Sayangnya,jalur komunikasi dari kokpit ke kabin sudah mati.

Kapten Abdul Rozaq kemudian meminta seluruh penumpang berdoa karena dia meemutuskan pesawat Garuda itu mendarat darurat di Sungai Bengawan Solo.

"Kita berdoa, detik-detik kematian sudah di depan mata. Kita suruh berdoa dan saya takbir. Setelah berdoa dan saya takbir, saya konsentrasi lagi," ujar Kapten Abdul Rozaq dalam video di akun Tiktok @janes_cs seperti ditilik Solopos.com, Sabtu (16/1/2021).

Anti-Mainstream! Sejoli Di Solo Ini Menikah Diiringi Pagar Bagus Pria-Pria Kekar Berotot

Meski sudah yakin melakukan pendaratan darurat, Kapten Abdul Rozaq panik saat melihat ada banyak jembatan yang melintang di  atas Sungai Bengawan Solo. Meski demikian, dia pun berusaha sekuat tenaga agar pesawat Garuda mendarat darurat dan semuanya mampu selamat.

"Jadi begitu sulitnya saya mendaratkan pesawat itu di antara dua jembatan," katanya.

Lokasi

Lokasi pendaratan pesawat tersebut berada di sisi timur desa yang terkenal sebagai penghasil ukiran di Klaten. Kala itu, pesawat terbang dari Ampenan (Mataram) dengan tujuan Jogja.

19 Tahun Lalu, Pesawat Garuda Tembus Badai Es & Mendarat di Bengawan Solo Serenan Klaten

Dalam insiden itu seorang pramugari, Santi Anggareni, meninggal dunia. Sementara 54 penumpang dan empat awak lainnya selamat, meski mengalami luka-luka.

Kecelakaan tersebut mendapat sorotan dunia internasional terutama Amerika Serikat selaku produsen Boeing yang juga menurunkan tim investigasi National Transportasi Sefety Board (NTSB), membantu penyelidikan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya