SOLOPOS.COM - Pintu Air Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri (JIBI/SOLOPOS/dok)

Petani Sragen mengancam akan memblokade pintu air WGM jika TKPSDA ngotot menutup Dam Colo.

Solopos.com, SRAGEN — Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Kabupaten Sragen menyatakan tidak menerima hasil rapat Komisi II Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA) Sungai Bengawan Solo yang memutuskan saluran Colo ditutup sesuai jadwal 1 Oktober 2017.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mereka tidak menerima alasan TKPSDA menutup Dam Colo karena kondisi WGM tidak memungkinkan jika tetap dibuka. Petani Sragen mengancam akan memblokade pintu air Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri agar petugas tak bisa menutup pintu air waduk tersebut yang mengalirkan air ke Dam Colo.

Petani meyakini debit dan elevasi air Waduk Gajah Mungkur (WGM) masih mencukupi untuk disalurkan ke saluran Colo hingga sekitar 8 Oktober 2017. Pernyataan tersebut disampaikan Ketua GP3A Sragen, Sastro Purwoko alias Goman, saat menghubungi Solopos.com, Kamis (21/9/2017).

“Saat rapat saya sudah sampaikan Perum Jasa Tirta jangan ngapusi [membohongi] kami. Jujur saya sampaikan apa adanya terkait modal air. Karena ini menyangkut nasib ribuan petani. Seusai rapat kami mengecek kondisi air di waduk. Ternyata volume air waduk masih mencukupi bila pengeringan diundur sepekan,” ujar dia.

Saat mengecek kondisi waduk, Selasa (19/9/2017) lalu, Goman mengaku bertemu beberapa orang di area waduk. Mereka menyampaikan volume air waduk sesungguhnya masih mencukupi bila penutupan pintu diundur sepekan.

“Yang bilang kalau penutupan diundur bisa mengancam batas bawah air, itu hanya alasan,” imbuh dia.

Goman menjelaskan saat ini 1.000-an petani Sragen yang memiliki lahan di pinggir saluran Colo timur merasa resah. Bila pengeringan saluran dilakukan 1 Oktober 2017, tanaman padi mereka hampir dipastikan mati. Menurut dia petani sudah mengalah dengan mengubah permohonan penundaan dari semua 20 Oktober menjadi 8 Oktober.

Semua petani berharap pengeringan saluran Colo dilakukan setelah 20 Oktober 2017. Tapi saat rapat di Komisi II TKPSDA Sungai Bengawan Solo, perwakilan GP3A Sragen menerima bila pengeringan ditunda hingga 8 Oktober 2018. “Target kami pengeringan saluran bisa ditunda, setidaknya sepekan dari jadwal,” kata dia.

Goman mengatakan petani Sragen siap bertolak ke WGM Wonogiri untuk menjaga pintu air waduk. Tujuannya agar petugas tidak bisa menutup pintu air yang menuju saluran Colo.

“Nanti kalau memang tidak diundur ya petani action demo. Petani akan ke waduk [WGM], jaga pintu air. Kami akan tidur di sana,” tambah dia.

Terpisah, Kepala Sub Divisi Jasa Asa III/1 Perum Jasa Tirta (PJT) I, Hermawan Cahyo Nugroho, saat dihubungi Solopos.com melalui ponsel mengatakan setiap bendungan atau waduk punya angka low water level atau tinggi muka air terendah.

WGM ditetapkan low water level di angka 127 meter di atas permukaan laut [mdpl]. Saat ini elevasi WGM di angka 128,03 mdpl. Berdasarkan perhitungan PJT I, bila pengeringan saluran Colo diundur dari jadwal, tinggi muka air terendah WGM bisa turun melewati 127 mdpl.

“Itu sesuai Kepmenpu 1986. Tidak boleh kurang dari 127 mdpl. Kalau kurang dari angka itu tentu akan ada efek buruknya,” ujar dia.

Hermawan menjelaskan berdasarkan rapat Komisi II TKPSDA Sungai Bengawan Solo diputuskan penutupan pintu air dimulai 1 Oktober 2017 pukul 06.00 WIB. “Kalau petani tetap ingin ditunda keputusan ada di TKPSDA. Mungkin bisa dikomunikasikan melalui sekretariat TKPSDA,” sambung dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya