SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA — Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief kembali mengancam membuat perhitungan dengan Pimpinan Redaksi TVOne Karni Ilyas. Aksi itu ditunjukkan Andi Arief setelah TVOne menayangkan sejumlah foto Andi Arief saat penggerebekan terjadi pada Minggu (3/3/2019) di Hotel Menara Peninsula, Slipi, Jakarta Barat.

Andi Arief menuduh bahwa Karni Ilyas sengaja mengirimkan reporter TVOne ke Direktorat IV Bareskrim Mabes Polri pada Senin (4/3/2019) sekitar pukul 10.00 WIB. Andi menyebut tujuan pengiriman reporter itu untuk menyebarkan foto yang menyudutkannya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Saya tahu bang @karniilyas salah satu yang terlibat menghabisi saya dengan mengutus reporter TV One ke Bareskrim dir 4 senin pk10.00 WiB untuk kemudian menyebarka sesuka hati foto-foto yang benar2 menyudutkan saya. Saya bukan tersangka bang Karni. Anda wartawan senior tapi abai,” tulis Andi Arief melalui akun Twitter bernama @AndiArief_

Dia mendesak agar Karni Ilyas tidak menyebarkan foto dirinya di salah satu program TVOne. Dia menyarankan agar TVOne mengangkat isu soal akun media sosial @Shambar.

Ketimbang bang @karniilyas menghabisi saya secara kejam melalui foto-foto yg saya tidak bisa klarifikasi, lebih baik angkat isu Shambar. Persoalan bang Karni menghabisi saya lewat tayangan foto, pada waktunya saya akan melakukan perhitungan,” kata Andi Arief melalui akun @AndiArief__

Sementara itu, Karni Ilyas juga merespons Tweet dari Andi Arief dan membantah telah mengirimkan reporter ke Direktorat IV Bareskrim Polri untuk mengambil foto Andi Arief yang sedang ditangkap.

Maaf Andi Arief, Anda keliru, di TV One bukan saya yg menggerakan reporter, tapi kordinator peliputan. Di atas korlip ada manager dan general manager baru wapemred. Peristiwa yg menimpa Anda saya baru tahu Senin sekitar pkl 14.00. Sebab Senin itu saya tidur subuh dan bangun siang,” tulis Karni Ilyas melalui akun Twitter @karniilyas.

Sebelumnya, Wakil Sekjen Partai Demokrat tersebut juga sempat mengancam akan menuntut Ketua Mahkamah Konstitusi periode 2008-2013 Mahfud MD terkait kasus narkoba itu. Dalam postingan di media sosial Twitter, Andi Arief tidak hanya akan menuntut Mahfud MD melalui jalur hukum, tetapi juga mengancam mencabut gelar profesor yang ada di Mahfud MD segera dicabut dari lembaga yang memberikan gelar tersebut.

Pak Prof @mohmahfudmd, anda jangan berspekulasi dan sok tahu soal kejadian yg sedang saya alami. Saya bisa tuntut anda dalam jalur hukum dan meminta lembaga yang memberi anda gelar profesor mencabut gelar itu karena sok tahu dan sok bener,” tulis Andi Arief pada akun @AndiArief__

Andi menjelaskan bahwa dirinya belum pernah diadili di pengadilan dan belum ada satupun putusan atau vonis hukum yang diterimanya terkait perkara tindak pidana narkotika.

Serahkan dan percayakan pada Polri yang sedang sedang menangani yang saya alami. Saya ini belum diadili dan belum ada putusan hukum soal saya, bagaimana gelar Profesor bisa menimpulkan sembarangan Pak Prof @mohmahfudmd,” tulisnya lagi.

Sebelumnya, Mahfud MD melalui akun Twitternya @mohmahfudmd menjelaskan bahwa penyelidikan kasus pidana sudah sangat maju dan akurat. Dia juga menjelaskan untuk mengguna narkoba, penyelidikan secara scientific dapat mengetahui seseorang itu menggunakan narkoba baru saja atau sudah dalam waktu yang lama.

Penelidikan kasus pidana scr scientific sdh maju dan akurat. Utk pengguna narkoba, apakah ia pasif atau aktif (pemakai tetap yg sdh lama) bisa dilacak dari rambutnya. Dari hasil analisis lab thp rambut, bisa diketahui berapa tahun orang menjadi pengguna tetap narkoba,” tulis Mahfud MD melalui akun @mohmahfudmd

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya