SOLOPOS.COM - Tenaga medis menangani pasien Covid-19. (Reuters)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Satgas Penanganan Covid-19 Sukoharjo menilai belum perlu menyiapkan rumah sakit atau RS darurat Covid-19. Bed Occupancy Ratio (BOR) RS rujukan Covid-19 dinilai masih aman dan mampu menampung pasien corona meski jumlah kasus terus naik.

Berdasarkan data yang diperoleh Solopos.com, BOR atau keterisian tempat tidur rumah sakit rujukan Covid-19 Kabupaten Sukoharjo hingga Jumat (18/6/2021), mencapai 68 persen. Pemkab Sukoharjo menilai belum perlu membuka RS darurat Covid-19.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

"Keterisian tempat tidur ruang ICU 68 persen, sedang untuk isolasi kasus mencapai 69 persen," kata Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, Jumat (18/6/2021).

Baca Juga: Kontak 15 Nakes Polokarto Sukoharjo Dengan Kades Positif Corona Diduga Saat Rakor Satgas Covid-19

Menurut Yunia, data keterisian tempat tidur itu hanya kasus yang ditangani Kabupaten Sukoharjo. Sebagian pasien ini berasal dari daerah lain. Pada prinsipnya layanan kesehatan tidak memilah pasien berdasarkan daerah asal.

Semua pasien yang mengakses layanan Covid-19 diterima dan mendapatkan penanganan dengan baik. "Kami penyedia layanan kesehatan harus saling mendukung untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," katanya.

Ihwal kecenderungan jumlah kasus yang terus naik, Yunia mengatakan telah mengelola layanan fasilitas kesehatan (faskes). Kasus positif yang masuk faskes dipilah berdasarkan kondisi dengan gejala atau tanpa gejala.

Baca Juga: Dialog Interaktif DPRD Jawa Tengah: Salat Id Dan Penyembelihan Hewan Kurban Harus Taat Prokes!

Skrining Pasien Untuk Jaga BOR

Pasien dengan gejala masih harus diskrining apakah termasuk gejala berat, sedang, sampai ringan. Petugas kesehatan akan memberikan rujukan pada kasus sesuai dengan tata laksana protokol kesehatan.

Apakah pasien masuk faskes pertama atau dirawat di rumah sakit. Kemudian di rumah sakit juga masih harus diskrining lagi ke ICU atau cukup dengan ruang isolasi. "Pengelolaan layanan pasien dengan skrining yang ketat ini sangat efektif untuk menjaga ketersediaan bed rumah sakit," katanya.

Baca Juga: SE Terbaru Bupati Sukoharjo: Hajatan Dilarang Sampai 28 Juni

Dengan demikian meski terjadi kecenderungan penambahan kasus yang cukup tinggi, faskes yang disediakan saat ini masih mencukupi dan belum perlu ada RS darurat Covid-19 di Sukoharjo. Dengan pengelolaan pasien yang diterapkan ini, Satgas desa dan masyarakat harus lebih meningkatkan pengawasan.

Kasus yang dilaporkan harus dipantau secara ketat mulai kelayakan isolasi mandiri, kondisi kesehatan kasus dan perkembangannya. "Kasus tanpa gejala harus dipantau apabila sewaktu-waktu butuh penanganan kedaruratan bisa segera mendapatkan tata laksana yang tepat. Jangan sampai terlambat ditangani," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya