SOLOPOS.COM - juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona Achmad Yurianto memberikan keterangan pers (Antara/Hafidz Mubarak A)

Solopos.com, JAKARTA -- Pemerintah berencana melakukan screening atau tes massal virus corona. Hal ini melihat temuan kasus positif infeksi coronavirus-SARS-CoV-2 yang terus meningkat signifikan.

Hal ini diungkapkan Jubir Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto, hal ini dilakukan guna mencegah potensi penularan virus Corona Covid-19. Perkembangan terakhir kasus ini kini mencapai 369 orang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Mengurangi kemungkinan munculnya kasus positif di tengah masyarakat yang berpotensi menimbulkan penularan pada yang lain, maka pada tahapan berikutnya pemerintah sudah melaksanakan bantuan pemeriksaan secara massal," ujar Yurianto di Graha BNPB, Jakarta Timur, Jumat (20/3/2020).

Berdasarkan perhitungan pemerintah, sudah ada sebanyak 600.000 hingga 700.000 orang yang berisiko dan kemungkinan tertular. Mengingat banyak orang yang tidak sadar tertular dari siapa, pemeriksaan massal Covid-19 perlu dilakukan.

"Oleh karena itu pemerintah akan menyiapkan sekitar 1 juta kit (alat) untuk pemeriksaan secara massal, dalam kaitan mengidentifikasi kasus positif yang ada di masyarakat," papar Yurianto.

Bukan Semuanya

Lalu, siapa saja mereka yang berhak mengikuti tes massal virus corona? Dalam hitungan pemerintah, Dirjen P2P Kemenkes itu mengungkapkan yang diperiksa adalah mereka yang masuk dalam analisa risiko.

"Sudah barang tentu akan dilakukan berdasarkan analisa risiko, jadi tidak semua orang yang harus diperiksa, manakala risikonya rendah," katanya.

"Sederhananya, apabila orang dirawat dengan konfirmasi positif, kita akan press kita tarik 14 hari sepanjang itu ke belakang. Apabila ia berada di rumah, maka seluruh rumah akan diperiksa. Apabila dia pernah beraktivitas di kantor maka seluruh orang di kantor di dalam ruang itu akan dilakukan pemeriksaan," terangnya.

Tes ini berbeda dari yang selama ini dilakukan dengan menggunakan spesimen sampel dari swab belakang mulut dan hidung. Tes massal virus corona ini menggunakan darah sebagai sampel pemeriksaanya, atau metode rapid test.

Sekedar informasi, rapid test sendiri adalah metode test yang lebih sederhana, yakni menggunakan sampel darah. Sehingga pengujian tidak perlu dilakukan di tempat khusus seperti laboratorium, sehingga tes bisa dilakukan secara massal dan bersamaan.

"Karena rapid test ini menggunakan spesimen darah bukan tenggorokan atau kerongkongan tapi menggunakan serum darah yang diambil dari darah. Salah satu keuntungan ini tidak membutuhkan sarana pemeriksaan lab pada Biosavety Level (BSL) II," terang Yurianto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya