SOLOPOS.COM - Pintu gerbang Puskesmas Bandar Kedungmulyo dalam kondisi tergembok, Selasa (3/8/2021). (detik)

Solopos.com, JOMBANG–Kepala Desa Bandar Kedungmulyo, Jombang, Jawa Timur Zainal Arifin nekat menggembok pintu gerbang Puskesmas Bandar Kedungmulyo.

Ia melakukan aksi tersebut karena kecewa dengan kinerja Kepala Puskesmas Bandar Kedungmulyo dr. Nanik Purbawati dalam menangani pandemi Covid-19.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Zainal mengatakan penutupan paksa pintu gerbang Puskesmas Bandar Kedungmulyo ia lakukan mewakili aspirasi seluruh kepala desa di Kecamatan Bandar Kedungmulyo.

Menurut dia, para kades menilai dr. Nanik kurang kooperatif dalam menangani pandemi corona.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Awas! Jam Malam di Pemalang Dimulai Malam Ini

“Kepala puskesmas ini kurang kooperatif, kurang bisa diajak bekerjasama. Akhirnya saya memberanikan diri mewakili rekan-rekan kepala desa, saya segel supaya Pemkab dan Dinas Kesehatan mengerti apa yang kami inginkan,” kata Zainal kepada wartawan di kantornya, Selasa (3/8/2021).

Stigma yang ia lontarkan bukan tanpa alasan. Zainal membeberkan beberapa contoh permasalahan yang membuat dr. Nanik dinilai kurang bisa diajak bekerja sama.

Enggan Mengecek

Salah satunya, Kepala Puskesmas Bandar Kedungmulyo tersebut enggan mengecek kondisi warga yang menjalani isolasi mandiri (isoman).

“Terkait rumah sehat, para kades menganggarkan Rp5 jutaan. Dana itu belum bisa kami ambil dari dana desa. Memang ada anggaran tapi belum turun. Sementara patungan para kades untuk melengkapi semua kebutuhan rumah sehat. Nah, rumah sehat kan perlu peralatan medis, yang paham kapus. Kami rinci, ternyata tabung oksigen kosong, dari 13 tabung hanya terisi dua, kenapa tidak diisi semua? Kalau masyarakat butuh oksigen mendadak bagaimana. Akhirnya kami sepakat butuh regulator, selang oksigen kami siapkan semua,” ungkapnya.

Tidak hanya itu, lanjut Zainal, Puskesmas Bandar Kedungmulyo juga enggan merawat inap pasien non corona.

Menurut dia, semua warga yang berobat ke puskesmas ini selalu dirujuk ke rumah sakit.

Baca Juga: Penyekatan di Gerbang Tol Boyolali, Puluhan Kendaraan Dipaksa Putar Balik

“Sedikit-sedikit pasien dirujuk. Itu (lahan Puskesmas Bandar Kedungmulyo) tanah kas desa, bukan tanah Pemkab lo. Saya mau hibahkan tanah ini ke Dinkes, karena jauh dari Jombang, dijadikan puskesmas besar yang bisa rawat inap. Minimal bukan pasien Corona tolonglah dirawat di sini. Harapan saya masyarakat ini cepat tertolong. Bukan nunggu SOP terus. Kalau nunggu SOP terus masyarakat habis,” terangnya.

Zainal menegaskan penutupan paksa pintu gerbang Puskesmas Bandar Kedungmulyo tidak untuk menghalangi masyarakat yang ingin berobat.

Cari Perhatian

Karena pihaknya akan membuka gerbang saat ada pasien datang.

Penyegelan tersebut dia lakukan agar mendapat perhatian dari Pemkab Jombang sehingga Kepala Puskesmas Bandar Kedungmulyo segera diganti.

“Saya tidak ingin menghalangi orang berobat. Kalau ada pasien berobat dibuka. Saya ingin mendapatkan perhatian khusus supaya segera teratasi. Tolonglah digantikan kapus yang bisa bekerja sama dengan kami,” tandasnya.

Zainal menggembok pintu gerbang Puskesmas Bandar Kedungmulyo pagi tadi sekitar pukul 09.00 WIB.

Sehingga sejumlah pegawai puskesmas tersebut tidak bisa keluar. Baru sekitar pukul 13.00 WIB, pintu puskesmas kembali dibuka.

Itu setelah Sekda, Kepala Dinkes dan Inspektur Jombang berunding dengan para kades Kecamatan Bandar Kedungmulyo.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya