SOLOPOS.COM - Pengunjung Girimanik Mountain Camp Wonogiri tengah bermain di taman bunga yang berada di depan glamping, di Dusun Ngerapah, Desa Setren, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri, Kamis (22/9/2022). (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Menabalkan diri sebagai tempat wisata dengan konsep glamorous camping atau glamping syariah, Girimanik Mountain Camp (GMC) Wonogiri menegaskan tidak akan menerima pengunjung yang berniat mesum. 

Tempat wisata yang terletak di Lereng Lawu Selatan, Dusun Ngerapah, Desa Setren, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri itu bahkan lebih banyak menolak pengunjung bukan pasangan sah yang ingin menyewa glamping , daripada menerima pengunjung dari pasangan sah yang ingin menyewa glamping.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu disampaikan Supervisor GMC Wonogiri, Kusmanto, saat berbincang dengan Solopos.com di resto GMC Wonogiri, Kamis (22/9/2022).

Kusmanto mengatakan sejak GMC berdiri pada Desember 2021 lalu, manajemen berkomitmen akan menerapkan prinsip syariah bagi pasangan berbeda jenis kelamin yang mau menyewa glamping. GMC Wonogiri tidak akan menerima pasangan laki-laki perempuan yang belum sah untuk menginap di satu glamping yang sama. 

Ekspedisi Mudik 2024

“Sudah tidak terhitung kami menolak orang-orang yang bukan pasangan sah mau menginap di sini. Kami tidak menerima orang yang mau berbuat mesum. Setiap hari ada saja orang begitu ke sini, dan kami berkai-kali menolak. Kalau pasangan mau menginap di sini, harus menunjukkan bukti kalau mereka itu pasangan sah, misal dengan menunjukkan KTP [Kartu Tanda Penduduk] atau buku nikah,”kata Kusmanto.

Dia menjelaskan owner GMC Wonogiri yang tidak lain merupakan pemilik Istana Parnaraya Wonogiri, Suparna, menginginkan GMC Wonogiri menjadi tempat wisata glamping yang penuh keberkahan.

Pemilik tidak takut GMC Wonogiri akan sepi dengan menerapkan prinsip syariah. Bahkan justru banyak pengunjung yang berasal dari luar kota berbondong-bondong menginap di GMC Wonogiri. 

“Kalau memang ada laki-laki perempuan bukan pasangan sah mau menyewa glamping, kami anjurkan agar menyewa dua glamping. Dan kami akan menempatkan mereka berjauhan, satu di glamping ujung dan yang lain juga di ujung. Jadi mereka tidak bisa melakukan hal yang tidak baik, katakanlah mesum,”ujar dia.

Selain itu, mereka juga melarang para pengunjung membawa dan mengonsumsi minuman keras di GMC Wonogiri. 

“Kami ingin menghilangkan stigma tentang penginapan di pegunungan itu pasti untuk perbuatan yang tidak baik. Kami ingin membuktikan itu, bahwa ada penginapan dengan konsep glamping yang syariah. Bahkan kami memiliki perjanjian dengan masyarakat di sini, kalau kami melanggar itu, tempat ini bakal ditutup,” papar dia.

Tarif menginap di GMC Wonogiri seharga Rp300.000/glamping saat akhir pekan atau weekend. Sementara saat weekdays tarif menginap senilai Rp225.000/glamping.

Tak hanya glamping, GMC Wonogiri juga menyediakan tenda kemah. Tarif menyewa tenda senilai Rp100.000/tenda termasuk selimut dan bantal. Sementara pengunjung yang ingin menyewa tenda saja, cukup membayar Rp50.000/tenda.

Di sana terdapat 11 glamping berbahan kayu berbentuk segitiga layaknya tenda kemah. Glamping itu berukuran seluas  3 meter x 1,8 meter. Sementara ukuran kamar glamping seluas 2 meter x 1,8 meter. Bagian dalam glamping tersedia twin bed beserta bantal dan selimut. Meski berkonsep kemah, GMC Wonogiri menyediakan stop kontak untuk mengisi daya baterai gawai di dalam glamping.

Selain terdapat pintu kayu, bagian depan glamping juga terdapat penutup yang terbuat dari kain terpal. Sehingga pengunjung tak perlu khawatir privasinya akan terganggu.

Wisatawan GMC tak perlu khawatir bakal kelaparan. Sebab di GMC Wonogiri juga menyediakan resto dengan aneka menu yang ditawarkan. Mulai dari gorengan, pecel, ayam bakar, hingga bakso berikut berbagai minuman. Harga makanan relatif terjangkau, mulai Rp1.000-Rp35.000. 

“Pengunjung yang hanya ingin berkunjung tanpa menginap pun boleh. Mereka cukup membayar biaya masuk Rp5.000/orang. GMC ini memang dibuat memang  untuk wisata alam yang menyejukkan, wisatawan bisa bersantai di sini dengan udara sejuk, minim polusi,” ujar Kusmanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya