SOLOPOS.COM - Sebanyak 30 orang lansia diwisuda dari Sekolah Lansia berasal dari Dusun Pambraman Kelurahan Banaran Kecamatan Boyolali, Kamis (27/10/2022). (Solopos.com/Nova Malinda).

Solopos.com, BOYOLALI  Sebanyak 30 orang lanjut usia (lansia) diwisuda oleh Sekolah Lansia Kabupaten Boyolali, di Omah Brem Resto & Cafe, Dusun Kebonso Kalurahan Pulisen, Boyolali, Kamis (27/10/2022). Dalam acara ini, para lansia terlihat sumeringah mengenakan pakaian wisuda lengkap dengan topi toganya.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Boyolali, Ratri Surviva Lina, mengatakan 30 orang lansia yang di wisuda Sekolah Lansia berasal dari Dusun Pambraman Kelurahan Banaran Kecamatan Boyolali. Lansia yang diwisuda angkatan pertama ini berusia sekitar 60 tahun ke atas.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Kita mengadakan wisuda sekolah lansia. Jadi mengingat jumlah lansia yang cukup besar ke depannya di Boyolali, maka lansia-lansia itu mulai diberdayakan,” ucap Lina kepada wartawan. Lina menjelaskan Sekolah Lansia adalah wadah bagi lansia supaya bisa mandiri. Program Sekolah Lansia tersebut mengumpulkan lansia-lansia untuk dibekali berbagai pengetahuan. Sekolah ini punya setidaknya 17 kurikulum bagi para lansia sebagai muridnya.

Baca Juga: Tim Pengabdian Masyarakat UDB Solo Latih Kader Posyandu Ngasinan Sukoharjo

“Salah satunya pengetahuan tentang kesehatan, pengetahuan tentang psikologi, proses menua seperti apa. Sehingga mereka tetap bisa menerima, meski umur mereka bertambah, tapi tidak harus kualitas diri itu turun. Kemudian pengetahuan tentang produktivitas, apa yang bisa dikerjakan mereka di usia mereka. Entah membuat masakan, atau menjahit atau keterampilan-keterampilan yang sekiranya cocok untuk bisa dilaksanakan oleh mereka. Kemudian dari pendekatan agama itu juga ada,” kata Lina.

Untuk bisa diwisuda, para lansia diwajibkan mengikuti 17 kali pertemuan. Dalam hal ini, pelaksanaan kelas lansia menyesuaikan kesibukan para lansia dan narasumber. Setiap pertemuan para lansia menyelesaikan satu kurikulum yang diberikan.

Sementara, melihat dari demografi kependudukan, Lina mengatakan jumlah lansia ke depan akan semakin banyak dibandingkan usia yang produktif. Salah satunya dikarenakan adanya pengetahuan KB dan pembatasan jumlah penduduk. “Memang proses penduduk itu seperti itu. Walaupun sebenarnya sudah dibikin seimbang, tapi jumlah lansia itu akan semakin banyak,” ucap dia.

Baca Juga: Baznas Boyolali Salurkan Hampir Rp6 M Pada 2022, Ini 5 Program Andalannya

Lina menjelaskan jumlah lansia yang banyak bisa dianggap membebani bila tidak didayagunakan. Oleh karena itu, pihaknya secara bersama menginisiasi Sekolah Lansia menggunakan anggaran Dana Alokasi Khusus Kabupaten Boyolali.

“Makanya kami buat beberapa kegiatan supaya lansia itu bisa mandiri. Nomor satu itu. Terus kalau sudah bisa mandiri, syukur-syukur mereka bisa produktif. Dengan mereka mandiri dan produktif, otomatis tidak membebani lingkungannya,” terang Lina. Setelah wisuda, lansia bisa mempunyai kemanfaatan untuk diri mereka sendiri dan lingkungannya bila diberikan pemberdayaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya