SOLOPOS.COM - Warga Dukuh Girimulyo, Desa Tibayan, Kecamatan Jatinom menyiapkan media bibit sayuran yang akan diberikan kepada warga dukuh setempat, Minggu (10/5/2020). (Espos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Tak mau bergantung pada bantuan pemerintah, warga Tibayan, Jatinom, memilih membikin jimpitan hingga budi daya tanaman sayuran. Warga mendayagunakan sumber-sumber yang ada untuk bertahan menghadapi pandemi.

Dampak pandemi Covid-19 ikut dirasakan warga Dukuh Girimulyo, Desa Tibayan, Kecamatan Jatinom, Klaten. Mereka yang biasa berjualan atau menjadi tukang bangunan untuk sementara waktu lagi bekerja.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Mereka tak bisa memperoleh pendapatan selama berada di rumah. Jika kondisi itu berlangsung terus menerus, warga dikhawatirkan kian kesulitan mencukupi kebutuhan hidup.

Jimpitan Rp500

Kondisi itulah yang melatarbelakangi warga mulai menggerakkan berbagai potensi yang ada di Girimulyo agar kebutuhan pangan warga setempat tetap terpenuhi. Salah satunya menggerakkan kegiatan jimpitan ibu-ibu.

Saban hari, emak-emak Girimulyo bergiliran mengambil jimpitan ke satu per satu rumah warga. Nominal jimpitan minimal Rp500 per keluarga. Kegiatan mengambil jimpitan oleh warga Tibayan itu dilakukan setiap siang dan sudah berlangsung lebih dari dua bulan terakhir.

WHO Bakal Punya Aplikasi Pemantau Gejala Covid-19

"Untuk nilai minimalnya per keluarga Rp500, tetapi realisasinya kebanyakan lebih dari itu," kata salah satu ibu-ibu Girimulyo, Winarni, 43, saat ditemui wartawan di Desa Tibayan, Minggu (10/5/2020).

Uang hasil jimpitan itu dikumpulkan warga ke sukarelawan yang dibentuk di Dukuh Girimulyo, Tibayan, yang meliputi wilayah RT 018/RW 010 dan dihuni sekitar 75 keluarga. Uang jimpitan dibelanjakan beras kemudian disalurkan ke warga dukuh setempat yang terdampak pandemi Covid-19.

Sasaran penerima itu seperti pedagang yang tak bisa lagi berjualan. Sudah kali kedua pembagian beras dilakukan warga. Pada tahap pertama, ada 36 keluarga dan tahap kedua sebanyak 38 keluarga. Masing-masing keluarga mendapatkan bantuan beras 2 kg.

Winarni mengatakan selain mengandalkan jimpitan, pembelian beras mengandalkan bagian hasil penjualan martabak dan beras serta donasi warga Tibayan. Soal penjualan martabak, Winarni menuturkan dikelola para pemuda.

Sebulan terakhir, mereka memasarkan martabak bikinan warga Girimulyo yang kesulitan berjualan lantaran dampak pandemi. Pemasaran dilakukan melalui media sosial (medsos).

Dari hasil penjualan martabak, Rp500 didonasikan ke sukarelawan untuk pembelian beras. Selain martabak, warga juga mengelola penjualan beras bekerja sama dengan pengusaha lokal. Dana senilai Rp500 dari hasil penjualan beras didonasikan kepada sukarelawan.

Bupati Wonogiri Tegaskan Tak Tolak Pemudik, Tapi...

Budi Daya Sayuran

Selain menyiapkan program beras, warga juga mulai menyiapkan bantuan budi daya sayuran ke masing-masing keluarga. Program itu digulirkan memanfaatkan bantuan dari komunitas Peduli Klaten. Bibit tanaman yang dibudidayakan yakni kangkung, cabai, bayam, serta terong.

Tak hanya jimpitan, saban keluarga akan menerima tanaman sayuran dalam polybag yang dikelola oleh warga KWT Wanita Tangguh Desa Tibayan. Alhasil, warga tinggal merawat tanaman sayuran tersebut.

"Kami tidak tahu sampai kapan pandemi ini akan terjadi. Agar kami tidak kekurangan pangan, kami siapkan beras dan sayurannya serta lauk-pauk. Kami tidak ingin terlalu menggantungkan bantuan dari pemerintah," jelas Winarni.

Pegiat Sosial dari Komunitas Peduli Klaten, M. Anshori, mengatakan bantuan berupa bibit sayuran itu tak hanya dilakukan di Desa Tibayan. Bantuan serupa dilakukan ke wilayah Desa Bandungan, Kecamatan Jatinom serta Desa Sajen, Kecamatan Trucuk.

Pengumuman! Tes Perdana Moto GP Dijadwalkan 15 Juli 2020

"Di Sajen nanti bentuknya Budikdamber [budi daya ikan dan tanaman dalam ember]. Ini bentuk dukungan kami agar kampung bisa mandiri pangan," kata Anshori.

Anshori menjelaskan sumber donasi berasal dari hasil penjualan kaos. Dia berharap kegiatan tersebut bisa memancing kampung-kampung melakukan gerakan-gerakan agar warga mereka mandiri pangan di tengah pandemi.

"Ini menjadi cara agar masyarakat tidak jagake pemerintah dan mereka bisa tangguh menghadapi pandemi Covid-19," jelas dia.

Sekretaris Desa Tibayan, Wiji, mengatakan kegiatan di bidang pangan mulai digulirkan warga Girimulyo sejak dua tahun terakhir. Kegiatan mulai terasa ketika ada pandemi Covid-19 dengan warga Tibayan menggelar gerakan-gerakan agar kebutuhan pangan mereka tercukupi termasuk salah satunya jimpitan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya