SOLOPOS.COM - Kondisi beras bantuan untuk korban banjir di Kota Solo yang tak layak konsumsi (JIBI/SOLOPOS/Chrisna Chanis Cara)

Kondisi beras bantuan untuk korban banjir di Kota Solo yang tak layak konsumsi (JIBI/SOLOPOS/Chrisna Chanis Cara)

SOLO — Pemkot Solo berencana mengembalikan lima ton beras bantuan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) karena dinilai tak layak konsumsi. Beras tersebut merupakan sumbangan Bulog bagi para korban banjir.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan pengamatan Solopos.com di lokasi penyimpanan beras di Loji Gandrung, beras telah berbau apak dan berwarna kehitaman. Sejumlah bulir beras juga sudah pecah. “Segera dikembalikan untuk ditukar yang baru. Mau gimana lagi, kondisinya memprihatinkan, tidak layak konsumsi,” ujar Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo, saat ditemui seusai peresmian Kantor Kelurahan Danukusuman, Senin (7/1/2013).

Walikota tak mau mengambil risiko dengan membagikan beras bantuan berkualitas buruk. Pihaknya memilih membeli beras sendiri bagi para korban banjir, seperti yang telah didistribusikan Minggu (6/1/2013). Saking buruknya kualitas beras sumbangan, Rudy menganalogikan beras itu hanya cocok untuk membuat karak. “Paling tepat buat bikin karak,” tukasnya.

Ekspedisi Mudik 2024

Rudy pun sempat menanak nasi menggunakan beras tersebut. Setengah gelas beras Bulog dicampurnya dengan dua gelas beras berkualitas baik. Meski telah dicampur, imbuh Rudy, beras tersebut tetap tidak enak dikonsumsi. “Tetap apek. Kalau begini, gimana caranya yang mau masak?.”

Pihaknya telah menginstruksikan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Solo untuk menahan sementara beras di Loji Gandrung sebelum dikembalikan. Rudy juga sudah meminta Dinsosnakertrans membeli beras sendiri jika kebutuhan logistik korban banjir meningkat.

“Dana diambil dari anggaran tanggap bencana Rp1 miliar. Yang jelas, beras Bulog tidak akan disentuh.”

Kekecewaan senada diungkapkan Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Budi Suharto. Saat mengecek beras sumbangan, Budi kaget melihat bulir-bulir beras yang kotor dan berbau apek.

“Ini fakta yang kurang mengenakkan. Meskipun beras sumbangan, harusnya kualitas tetap diperhatikan,” jelasnya.

Sekda bahkan menduga beras itu merupakan stok lama yang didistribusikan kembali. Hal tersebut melihat kondisi beras yang tak layak konsumsi.

“Jangan-jangan cuma diping-pong antar daerah,” selidiknya.

Dengan fakta tersebut, pihaknya meminta Bulog segera mengambil beras seberat lima ton itu. Di samping itu, Pemkot memilih menahan distribusi beras tambahan dari sumber yang sama.

“Jatah beras Bulog untuk Solo sekitar 120 ton per tahun. Saat ini baru diberi lima ton. Karena kualitasnya buruk, jangan dulu mengirimkan sisanya.”

Kepala Bulog Subdivre III Solo, Edhy Rizwan, ketika dimintai konfirmasi mengaku kurang paham dengan distribusi beras bantuan banjir ke Solo. Namun dia berjanji segera menyelidiki persoalan tersebut.

“Sekarang posisi saya di Semarang. Untuk kondisi di Solo, saya belum tahu perkembangannya. Segera saya akan meminta info dari penanggungjawab gudang Bulog mengenai hal itu (beras tidak layak).”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya